Jangan Salah Maknai Jihad, Ini Kata Eks Menag Lukman Hakim

- Minggu, 4 April 2021 | 17:49 WIB
Menteri Agama periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin. (Instagram/lukmanhsaifuddin)
Menteri Agama periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin. (Instagram/lukmanhsaifuddin)

Mantan Menteri Agama periode 2014-2019, Lukman Hakim Saifudin menilai ada beberapa hal yang harus dicermati dari munculnya tindakan terorisme belakangan ini. Salah satunya adalah berkembangnya tafsir keagamaan yang tidak berdasar.

Menurutnya, muncul tafsir paham-paham keagamaan yang tidak berdasar secara keilmuan yang pada akhirnya mengklaim dirinya yang paling benar dan memaksakan kehendak dalam penafsiran itu. Hal ini disebut Lukman Hakim dapat dilihat dari pemaknaan terhadap kata 'jihad'.

"Tentu kita kalangan umat muslim memahami bahwa kata 'jihad' memiliki makna  yang sangat beragam, tidak semata dimaknai dengan perang, tapi juga kata yang hakekatnya adalah upaya atau ikhtiar bersungguh-sungguh dalam melakukan aktivitas di jalan Tuhan," kata Lukman Hakim dalam webinar Weekend Talk, Minggu (4/4/2021).

Ia mengatakan makna 'jihad' dalam agama Islam beragam. Orang yang meninggal dunia saat menimba ilmu bisa jadi disebut syahid atau meninggal dalam keadaan berjihad. Lalu orang yang meninggal karena pandemi Covid-19 juga bisa dikatakan dalam keadaan berjihad.

BACA JUGA: Eks Menag Lukman Hakim: Terorisme Respons dari Ketidakadilan yang Ekstrem

"Bahkan orang yang tertimpa reruntuhan bangunan ada beberapa teks hadis yang menyebutkan seperti itu," lanjutnya.

Namun yang terjadi sekarang adalah makna 'jihad' mengalami reduksi atau perubahan, sehingga maknanya dianggap hanya perang. Menurut Lukman, ini jelas sangat melampaui batas.

"Apalagi perang itu keluar dari konteksnya. Pengertian dari perang itu sendiri, siapa yang punya kewenangan menentukan suatu stuasi dan kondisi dalam keadaan perang yang dalam kajian keislaman itu adalah otoritas negara, pemerintah yang sah, tapi lalu kemudian direduksi setiap orang berhak untuk menentukan apakah kita dalam kondisi perang atau tidak. Sesuatu yang menurut saya sangat melampaui batas," pungkasnya.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X