Usai Biden Dilantik, Kelompok Radikalisme Bersenjata Dikhawatirkan Meningkat di AS

- Sabtu, 23 Januari 2021 | 16:52 WIB
Joe Biden dan Kamala Harris. (REUTERS/Jonathan Ernst).
Joe Biden dan Kamala Harris. (REUTERS/Jonathan Ernst).

Peneliti Senior LIPI Dewi Fortuna Anwar menyebutkan bahwa pemerintah Amerika Serikat harus berhati-hati dengan pihak ataupun kelompok yang tidak suka dengan kepemimpinan dari Joe Biden, pasca mengalahkan Donald Trump.

“Tadi di sana ini yang menjadi kekhawatiran, kelompok-kelompok yang ikut menduduki gedung Capitol itu ini akan mengkristal,” ucap Dewi dalam diskusi daring, Sabtu (23/1/2021).

Pasalnya, menurut Dewi, kelompok yang tak suka tersebut sebagian mungkin akan kembali seperti biasa, namun diprediksi terdapat pula sebagian dari mereka yang akan kekeh pada pendiriannya, dan hal itu mengkhawatirkan pihak keamanan di Amerika.

“Bahwa polarisasi bukan hanya berhenti di perbedaan pendapat di kongres, tapi yang dikhawatirkan radikalisasi kelompok kanan yang bersenjata,” ungkapnya.

“Jadi mereka berbicara meningkatnya ekstrimisme radikalisasi kanan yang bersenjata. Dan yang kita tahu sudah berapa banyak presiden Amerika yang terbunuh, itu bukan oleh musuh luar negeri loh, itu musuh dalam negeri,” tambahnya.

Baca Juga: Banyak Percaya Konspirasi, Pengamat Nilai Pilpres AS Lebih Buruk dari Indonesia

Oleh sebab itu, setelah Joe Biden resmi memimpin Amerika Serikat, Dewi mengimbau agar pemerintah harus memperhatikan kelompok-kelompok yang berpotensi untuk melakukan gerakan radikalisme.

“Jadi enggak mudah memenangkan semua kelompok di Amerika, tapi kalau cuma democracy deferences itu sehat untuk demokrasi, tapi kalau sampai pada gerakan-gerakan ekstrim, tindakan bersenjata, terorisme,” tandas Dewi.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X