Ini Persiapan yang Dilakukan untuk Kembangkan Obat Virus Corona di Indonesia

- Selasa, 7 April 2020 | 21:14 WIB
Ilustrasi peneliti tengah mengembangkan obat (freepik)
Ilustrasi peneliti tengah mengembangkan obat (freepik)

Belum adanya obat pasti untuk menangani Covid-19 membuat para ilmuwan terdorong untuk terus melakukan penelitian. Tujuannya tentu saja untuk menemukan dan mengembangkan obat yang bisa mengatasi infeksi virus corona baru sesegera mungkin.

Contohnya para ilmuwan di bidang bioinformatika yang sudah menyiapkan dua inisiatif besar untuk pengembangan obat Covid-19. Inisiatif pertama adalah drug repurposing yakni menganalisis kembali obat yang telah dikembangkan sebelumnya. Dengan data-data yang tersedia, ilmuwan dapat melihat manfaat obat yang telah ada sebelumnya untuk menangani infeksi virus corona baru.

"Misalnya pemerintah sekarang menggunakan obat avigan dan klorokuin. Avigan kan obat untuk flu dan klorokuin obat untuk malaria, anti parasit. Kedua obat ini banyak digunakan oleh negara lain dan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan untuk digunakan dalam pengobatan Covid-19," ujar Kepala Jurusan Bioinformatika Indonesia International Institute for Life Sciences Dr.rer.nat, Arli Aditya Parikesit kepada Indozone saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (7/3/2020).

-
Ilustrasi obat (freepik)

Lebih lanjut Arli mengatakan, tidak menutup kemungkinan obat-obat yang telah dikembangkan untuk infeksi virus sebelum pandemi Covid-19 bisa digunakan. Terlebih virus corona baru yang menyebabkan penyakit tersebut masih satu family dengan virus penyebab SARS dan MERS.

"Saat ini sedang dijajaki bagaimana menggunakan kembali obat SARS dan MERS untuk keperluan mengatasi Covid-19 karena masih satu family. Saya kira kalau obat-obat yang sudah ada terbukti bisa menangani penggunaannya bisa menjadi lebih mudah karena sebagian sudah ada izin BPOM maupun FDA," kata Arli.

Hal lain yang membuat penggunaan obat lain yang sudah ada menjadi lebih mudah karena dokter sudah mengetahui indikator farmakoligis dan toksisitanya. Dengan begitu desain ekspremintalnya juga lebih mudah. Langkah yang dilakukan tinggal menyesuaikan dari parameter yang sudah ada.

"Kalau untuk jangka pendek, drug repurposing bisa menjadi pilihan untuk mengembangkan obat Covid-19," kata Arli.

-
Ilustrasi obat (freepik)

Kemudian inisiatif kedua adalah pengembangan menggunakan obat-obat herbal atau herbal medicine. Hal ini berperan penting untuk mengangkat kearifan lokal. Sebab ada kemungkinan tanaman herbal asli Indonesia untuk dikembangkan menjadi obat Covid-19. Menurut Arli, bila hal ini berhasil maka bisa menjadi kebanggaan tersendiri.

Namun memang untuk pengembangan herbal medicine lebih menantang. Diungkapkan Arli hal ini dikarenakan di Indonesia herbal medicine disajikan dalam bentuk jamu yang merupakan campuran dari berbagai bahan. Kondisi ini dapat membuat farmasi mengalami kesulitan menentukan zat aktif untuk obat karena bahan harus dipisahkan lebih dulu dan baru kemudian dicari zat aktifnya.

"Berbeda dengan Tiongkok yang memang sudah menggunakan herbal medicine untuk pengobatan bahkan ada rumah sakit khususnya. Tapi tidak menutup kemungkinan herbal medicine ini bisa dikembangkan di Indonesia untuk obat Covid-19 dan tentunya itu nanti menjadi prestise," tukas Arli.


Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X