Mendekati Musim Mudik, IDEAS Sarankan Pemerintah Karantina Pulau Jawa

- Sabtu, 11 April 2020 | 09:09 WIB
Warga melintas di depan spanduk bertuliskan 'stop mudik' di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (8/4/2020). (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Warga melintas di depan spanduk bertuliskan 'stop mudik' di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (8/4/2020). (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mendorong pemerintah dalam waktu dekat menetapkan karantina wilayah di daerah episentrum wabah virus corona atau Covid-19, terutama Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Jawa lainnya. 

Direktur IDEAS, Yusuf Wibisono mengatakan, hal tersebut sangat mendesak dilakukan, seiring akan tibanya Bulan Ramadhan (24 April 2020) dan Hari Raya Idul Fitri (25 Mei 2020). Budaya silaturahmi dan ziarah kubur jelang Ramadan, tradisi buka puasa bersama dan Sholat Tarawih berjamaah di sepanjang Ramadhan, serta ritual mudik tahunan jelang Idul Fitri, adalah tantangan besar untuk menahan ledakan virus corona (COVID-19) di negeri muslim terbesar di dunia ini. 

“Dalam situasi normal, kami mengestimasi jumlah pemudik dari Jabodetabek berada di kisaran 10 juta orang, dengan jalur utama pergerakan menuju Jawa Tengah (4,7 juta), Jawa Barat (2,8 juta), dan Jawa Timur (1,3 juta). Tanpa kesadaran dan kebijakan pembatasan yang ketat, potensi penyebaran COVID-19 dari episentrum wabah ke penjuru Jawa adalah keniscayaan," ujar Yusuf di Jakarta, Sabtu (11/4/2020).  

-
Sejumlah calon penumpang bersiap naik ke bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/4/2020). (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Menurut Yusuf, jika potensi ledakan wabah dari tradisi di bulan suci ini tidak dicegah secara optimal, berdasarkan pola penggandaan di berbagai negara kita terancam memasuki Idul Fitri dengan lonjakan kasus menembus 300 ribu kasus. 

Menurut Yusuf, Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) adalah episentrum wabah virus corona. Lebih dari setengah kasus infeksi virus corona terjadi di Jabodetabek. Dengan posisi dan keterkaitan ekonomi-sosial Jabodetabek yang kuat dengan wilayah Jawa lainnya, menjadi prioritas tertinggi untuk mengkarantina wilayah Jabodetabek, guna mencegah eskalasi penyebaran wabah di Jawa dengan lebih dari 150 juta penduduk. 

“Jadi kebijakan PSBB di Jakarta saja tidak memadai, karena telah menyatunya aktivitas ekonomi dan sosial warga Jabodetabek," tuturnya. 

Ia mencontohkan, pada 2019 terdapat 15,4 juta orang pekerja di Jabodetabek. Pergerakan intra daerah terbesar adalah 4,4 juta pekerja yang bertempat tinggal dan sekaligus bekerja di Jakarta, diikuti Tangerang (2,8 juta), Bogor (2,5 juta), Bekasi (2,3 juta) dan Depok (613 ribu). 

"Pergerakan pekerja lintas daerah terbesar adalah dari Bekasi ke Jakarta (520 ribu), diikuti Tangerang ke Jakarta (517 ribu), Depok ke Jakarta (371 ribu), dan Bogor ke Jakarta (234 ribu)," jelasnya. 

Dengan kepadatan penduduk Jabodetabek yang sangat tinggi di kisaran 11.100 jiwa per Km persegi,  penyebaran virus corona dapat terjadi secara eksponensial. Dibutuhkan akselerasi dan penguatan kebijakan karantina di Jakarta dan wilayah sekitarnya demi melindungi lebih dari 34 juta warga Jabodetabek.

IDEAS menilai meski telah menetapkan status darurat kesehatan berdasarkan Keppres No. 11/2020, namun pemerintah hanya memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melalui PP No. 21/2020. Dengan perubahan kebijakan bersifat moderat dan diimplementasikan secara terbatas dan lambat. 

"Kami memproyeksikan ke depan jumlah kasus infeksi COVID-19 Indonesia masih akan terus meningkat, menembus 10 ribu kasus pada hari ke-51, menjelang bulan Ramadan 24 April 2020, dan menembus 100 ribu kasus pada hari ke-73," tuturnya. 

“Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak, dalam 1 pekan ke depan juga kami mendorong ditetapkannya PSBB di Jawa, di luar Jabodetabek, terutama melarang aktivitas mudik atau pulang kampung. Wilayah metropolitan di Jawa amat potensial menyebarkan COVID-19 ke seluruh Jawa,” sambungnya. 

-
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju bus di Terminal Bis Kota Serang, Banten, Jumat (10/4/2020). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Selain Jabodetabek, metropolitan lain yang berpotensi besar menjadi episentrum wabah berikutnya adalah koridor Bandung-Cimahi dengan kepadatan penduduk di kisaran 15 ribu jiwa per Km2, Yogyakarta (13 ribu), Surakarta (11 ribu), dan Surabaya-Mojokerto (8 ribu).

Sementara itu dalam 2 pekan ke depan, imbuh Yusuf, IDEAS merekomendasikan ditetapkannya karantina Pulau Jawa, terutama kota-kota besar. Dengan kepadatan penduduk Jawa di kisaran 1.100 jiwa per Km2, lima kali lipat lebih padat dari Italia, menjadi krusial membatasi aktivitas Jawa secara masif. Penyebaran COVID-19 akan memasuki fase krusial memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri, terkait ritual mudik tahunan. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X