Ini Kata LIPI Soal Fenomena Serangan Tawon Vespa

- Jumat, 6 Desember 2019 | 14:07 WIB
Ilustrasi Tawon Vespa. (wikipedia.org)
Ilustrasi Tawon Vespa. (wikipedia.org)

Masyarakat sejumlah daerah di Jawa Tengah diresahkan dengan serangan Tawon Ndas atau Tawon Vespa (Vespa Affinis) yang terjadi di beberapa daerah. Dilansir situs lipi.go.id, sepanjang 2019 hingga November 2019, ada 10 korban meninggal dan lebih dari 250 orang dirawat, akibat sengatan Tawon Ndas atau Tawon Vespa.

Tergolong sebagai jenis Vespinae, Tawon Ndas cendeung agresif dan berbahaya. Kendati, Tawon umumnya tidak akan menyerang jika tidak merasa terganggung. Seperti jenis Polistinae dan Stenogastrinae, jenis Vespinae termasuk dalam kelompok Tawon sosial, hidup berkoloni, ada fase pemeliharaan anak dan meterial sarang dari tumbuhan.

"Perlu dikaji secara bijak, konflik Tawon dengan manusia. Upaya pengendalian outbreak permasalahan dan penanganan satwa, menjadi salah satu arah kegiatan penelitian LIPI, untuk menjaga keseimbangan dan keberlangsungan ekosistem dan ekologi," jelas Kabid. Pusat Penelitian LIPI Cahyo Rahmadi.

Sementara itu, peneliti Tawon, Pusat Penelitian Biologi LIPI Hari Nugroho menuturkan, ada beberapa penyebab bisa terjadinya singgungan antara Tawon dengan manusia di kawasan pemukiman. Mulai dari hilangnya habitat alami akibat pengalihan tata guna lahan, berkurangnya musuh alami, perubahan iklim global, hingga faktor sumber makanan.

“Tawon agresif di siang hari, hal ini dikarenakan suhu yang hangat berpengaruh terhadap metabolisme tubuh tawon. Berbeda dengan kondisi dingin dan gelap mereka cenderung pasif," ungkapnya.

Untuk diketahui, sengatan hanya dilakukan oleh Tawon betina. Tujuan utamanya, alat berburu mangsa sekaligus alat pertahanan diri terakhir jika ada gangguan atau ancaman. Saat Tawon menyengat, akan diikuti keluarnya zat kimia feromon yang berfungsi sebagai alarm bagi kawanannya, jika ada ancaman. Alaram ini yang akan mengundang Tawon lain dalam satu koloni untuk menyengat.

"Berbeda dengan Lebah madu yang hanya menyengat satu kali, Tawon bisa menyengat beberapa kali. Biasanya, satu individu yang menyengat pertama, mengeluarkan Feromon berbahaya atau attack pheromone, untuk mengundang individu lainnya dari satu koloni untuk menyengat bersama-sama," tambah peneliti LIPI lainnya Sih Kahono.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X