Mengulik Lebih Dalam Sosok Menteri Kesehatan dr. Terawan

- Rabu, 23 Oktober 2019 | 12:48 WIB
Kepala RSPAD dr Terawan Agus Putranto tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta. (Antara/Wahyu Putro A)
Kepala RSPAD dr Terawan Agus Putranto tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta. (Antara/Wahyu Putro A)

Dunia medis Tanah Air sudah tidak asing lagi dengan nama Dokter Terawan Agus Putranto. Dokter Terawan dikenal sebagai dokter metode 'cuci otak' untuk pasien stroke dan kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).

Meski pernah menimbulkan kontroversi soal pengobatan dengan metode cuci otak, nama Terawan tetap diakui oleh seluruh pasiennya. Terutama oleh para petingi negeri ini.

Pria kelahiran Yogyakarta, 5 Agustus 1964, ini merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Unversitas Gadjah Mada. Setelah lulus, ia langsung diangkat menjadi dokter di TNI Angkatan Darat.

Mayjen TNI dr Terawan Agus Putranto memperdalam ilmunya dengan mengambil Spesialis Radiologi di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Lalu ia melanjutkan dengan menempuh program doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, dan lulus pada 2013.

Dr Terawan memiliki teori yang diakui di Jerman dan teori ini terdaftar dengan nama 'Terawan Theory'. Teori ini terkait dengan metode brain flusing atau disamakan dengan metode cuci otak pada pasien penderita stroke.

Metode ini sebelumnya pernah didaftarkan dr Terawan dalam disertasi doktornya di Unhas dengan nama 'Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis'.

Dokter Terawan menjelaskan metode 'cuci otak' itu secara ringkas sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke. Ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh darah di area otak.

Metode ini dipertanyakan sejumlah kalangan karena dinilai tak ilmiah. Bahkan, metodi ini dinyatakan belum lulus uji klinis oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Terawan sempat diberhentikan dari keanggotaan IDI sementara waktu saat isu ini ramai diperbincangkan pada 2018.

Dibalik kontroversi metode ini, justru dr Terawan dibela pasien yang nota bene orang orang terkenal. Pasiennya pun bukan orang sembarangan Sejumlah tokoh nasional pernah menjadi  pasiennya. Mereka diantaranya Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono,  Wakil Presiden Keenam Try Sutrisno, mantan kepala Badan Intelijen Negara  (BIN) Hendro priyono, mantan menteri BUMN Dahlan Iskan, mantan  Menkumham Yusril Ihza Mahendra dan lainnya.  

Dr. Terawan pernah menerima sejumlah penghargaan diantaranya Bintang Mahaputra Naraya (2013), Hendropriyono Strategic Consulting (2015). Pada 2017, ia berhasil memecahkan rekor dari Museum Rekor Indonesia sebagai Penemu Terapi Cuci Otak dan Penerapan Program Digital Substraction Angiography (DSA) Terbanyak. Terawan juga mendapat penghargaan Achmad Bakrie (PAB) XV pada 2017. Di tingkat Asia Tenggara, ia pernah menduduki jabatan sebagai ketua ASEAN Association of Radiology.

Artikel Menarik Lainnya

Menteri Rangkap Jabatan Jadi Ketum Parpol, Jokowi: Tak Masalah

Bingung Pilih Concealer Sesuai Kebutuhan? Ini 3 Rekomendasinya

The 1975 Luncurkan Single Baru Pekan Ini

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X