Mesranya Presiden Jokowi Bersandar di Bahu Joe Biden

- Selasa, 28 Juni 2022 | 13:32 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden AS Joe Biden. (YouTube Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden AS Joe Biden. (YouTube Sekretariat Presiden)

Kemesraan diperlihatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Momen unik itu terjadi saat Kepala Negara menghadiri KTT G7 di Kota Elmau, Jerman pada Senin (27/6/2022) waktu setempat.

KTT G7 ke-48 digelar di Elmau, Jerman, merupakan pertemuan tahunan negara G7 beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Perancis. Indonesia hadir sebagai negara mitra G7 sekaligus Presidensi G20.

Presiden (Jokowi) tiba di lokasi KTT G7 di Schloss Elmau, Jerman, dan disambut oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz. 

Pada sesi penyambutan resmi oleh Kanselir Jerman tersebut, Presiden hadir bersama pemimpin dari negara mitra G7 yaitu Presiden Argentina Alberto Ferna?ndez, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Senegal Macky Sall, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.

Presiden Jokowi selanjutnya melakukan sesi foto bersama, nampak Kepala Negara berdiri di antara Perdana Menteri Jerman Olaf Scholz.

Baca juga: Beli Pertalite dan Solar Harus Pakai Aplikasi, DPR Ingatkan Ada Warga yang Belum Punya HP

Saat berdiri di sebelah Presiden Amerika Serikat AS, Joe Biden, kedua kepala negara terlihat bercakap-cakap. Kemudian, tampak Jokowi dengan mesra memeluk Joe Biden sembari merebahkan kepalanya ke bahu presiden AS tersebut.

 

 

Pada saat menyampaikan pidato, Jokowi mengajak negara-negara G7 untuk berkontribusi memanfaatkan peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia.

“Terutama peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia, termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai litium,” ucap Presiden Jokowi mengutip laman Setkab, Selasa (28/6/2022).

Menurut Presiden Jokowi, potensi Indonesia sebagai kontributor energi bersih, baik di dalam perut bumi, di darat, maupun di laut, sangat besar. Indonesia membutuhkan investasi besar dan teknologi rendah karbon untuk mendukung transisi menuju energi bersih yang cepat dan efektif.

“Indonesia membutuhkan setidaknya 25-30 miliar Dolar AS untuk transisi energi delapan tahun ke depan. Transisi ini bisa kita optimalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi, membuka peluang bisnis, dan membuka lapangan kerja baru,” ungkap Presiden Jokowi.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X