Warga Mengaku Inisiatif Tak Memutar Musik Meski Belum Ada Larangan Resmi dari Taliban

- Selasa, 31 Agustus 2021 | 20:30 WIB
Para warga berlarian menuju Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan. (REUTERS/Stringer).
Para warga berlarian menuju Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan. (REUTERS/Stringer).

Meski petinggi Taliban berulang kali mengatakan pasukan mereka harus menghormati penduduk dan tidak sembarangan menghukum, banyak warga Afghanistan tidak percaya mereka mampu mengendalikan anggota-anggota yang ada di bawah.

Mengutip Reuters, beberapa warga mengaku cari selamat bila tak ingin dihukum Taliban. Termasuk masalah aturan musik dan berpakaian yang terlalu kebara-baratan.

"Tak ada musik di seluruh Kota Jalalabad, orang ketakutan dan khawatir dipukul Taliban," kata Naseem, mantan pejabat di provinsi timur, Nangarhar.

Zarifullah Sahel, wartawan lokal di Provinsi Laghman dekat Kabul, mengatakan bahwa kepala komisi budaya lokal Taliban memberi tahu stasiun radio pemerintah dan enam stasiun radio swasta untuk menyesuaikan siaran mereka agar sejalan dengan hukum Syariat.

Sejak itu, program musik dan program berita, politik, dan budaya yang tidak berkaitan dengan masalah agama telah dihentikan.

Namun meskipun perintah formal belum dikeluarkan, pesannya sudah terbaca dengan jelas: era kebebasan telah berakhir dan lebih aman untuk tidak terlihat mencolok.

"Saya takut menjadi target Taliban kalau saya terlihat memakai jeans atau pakaian Barat," kata Mustafa Ali Rahman, mantan petugas pajak di Provinsi Lagman.

Baca Juga: Tragis! Wanita Muda Ini Dibunuh di Jalan karena Menolak Menikah dengan Sepupunya

"Tak ada yang tahu apa yang mungkin akan mereka lakukan untuk menghukum kami."

Seorang mantan aktivis sipil di kota utara, Mazar-i-Sharif, mengatakan toko dan restoran tampaknya sudah sepakat untuk mematikan radio.

"Tak ada peringatan soal musik, tapi kami sendirilah yang menghentikannya," kata dia.

Bagi petinggi Taliban, yang banyak dibesarkan di madrasah dan mengalami tahun-tahun yang sulit akibat peperangan, perubahan itu dianggap sudah melampaui batas.

"Budaya kami telah teracuni, kami melihat pengaruh Rusia dan Amerika di mana saja bahkan pada makanan yang kami santap, sesuatu yang harus disadari oleh masyarakat dan perlu diubah," kata seorang komandan Taliban.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X