PBB: Penyakit Anak Meningkat akibat Pandemi Halangi Vaksinasi Rutin

- Kamis, 15 Juli 2021 | 09:00 WIB
Ilustrasi anak-anak. (Pexels/Samer Daboul)
Ilustrasi anak-anak. (Pexels/Samer Daboul)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan hampir 23 juta anak melewatkan vaksinasi rutin lalu karena pandemi Covid-19. Ini merupakan jumlah tertinggi dalam lebih dari satu dekade, yang memicu wabah campak, polio, dan penyakit lain yang seharusnya dapat dicegah.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) campak merupakan salah satu penyakit paling menular di dunia yang dapat berakibat fatal bagi anak-anak di bawah usia lima tahun, yaitu dapat melumpuhkan anak seumur hidup. Terutama di negara-negara Afrika dan Asia dengan sistem kesehatan yang lemah.

WHO dan UNICEF dalam laporan tahunan tersebut juga mengatakan bahwa kesenjangan dalam cakupan vaksinasi global telah menciptakan "badai sempurna", membuat lebih banyak anak rentan terhadap patogen menular, apalagi ketika banyak negara melonggarkan pembatasan Covid-19.

India dan Nigeria merupakan dua dari 10 negara dengan jumlah anak yang paling banyak tidak divaksinasi. Sebanyak 22,7 juta anak tidak divaksinasi difteri, tetanus, dan pertusis (DTP) pada tahun 2020. Angka tersebut lebih banyak 3,7 juta dari pada tahun 2019 dan merupakan yang terbesar sejak 2009.

Menurut laporan tersebut, wabah campak juga menghantui di Afghanistan, Mali, Somalia, dan Yaman.

"Pandemi Covid-19 telah menyebabkan kemunduran besar pada vaksinasi anak, membawa kita kembali lebih dari satu dekade," kata Kate O'Brien, direktur imunisasi WHO dikutip dari Channelnewsasia, Kamis (15/7/2021).

BACA JUGA: Vaksinasi Door to Door Serentak 14 Provinsi, Kepala BIN Targetkan 50 Ribu Pelajar & Warga

Selanjutnya, kepala imunisasi UNICEF, Ephrem Lemango mengatakan bahwa ada peningkatan mengkhawatirkan pada anak-anak 'dosis nol' atau yang tidak mendapatkan vaksinasi apapun. Angkanya meningkat menjadi 17,1 juta pada tahun lalu dari 13,6 juta pada tahun sebelumnya. Mereka kebanyakan tinggal di negara yang dilanda perang atau daerah kumuh.

WHO mendesak negara-negara untuk tidak mencabut langkah-langkah kesehatan masyarakat dan jarak sosial sebelum waktunya.

"Tetapi jika itu terjadi, dan seperti yang terjadi, kita akan melihat semakin banyak penularan patogen yang sebenarnya merupakan patogen yang dapat dicegah dengan vaksin," tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X