Jangan Sampai Indonesia Jadi Pusat Virus Corona Jilid II

- Kamis, 9 April 2020 | 18:29 WIB
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Kamis (2/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Kamis (2/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Sejak pertama kali virus corona merebak di Wuhan, Provinsi Hubei  penyebaran virus corona baru terjadi sangat cepat. Kondisi itu membuat pemerintah Tiongkok mengambil keputusan untuk melakukan lockdown terhadap daerah tersebut karena menjadi episentrum penyebaran virus. Kini, episentrum telah bergeser ke Amerika Serikat (AS).

Kondisi itu dikarenakan angka kasus positif dan kematian Covid-19 di AS telah melampaui Tiongkok. Berdasarkan data, jumlah kasus positif di Negeri Paman Sam sudah mencapai lebih dari 435 ribu dengan angka kematian hampir mencapai 15 ribu. Tentunya penyebaran virus corona baru yang sangat cepat dalam jangka waktu singkat harus menjadi perhatian seluruh negara di dunia termasuk Indonesia.

Menurut Diah S. Saminarsih selaku Penasihat Gender dan Pemuda dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia perlu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaannya terhadap kasus Covid-19. Terlebih berdasarkan data per jumlah kasus positif infeksi corona baru di Tanah Air sudah mencapai 3.293 kasus dengan angka kematian 280.

-
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Kamis (2/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

“Awal bulan Maret lalu, regional WHO South-East Asia telah memberikan saran kehati-hatian karena gelombang kasus Covid-19 menuju Asia. Indonesia dan India merupakan dua negara di South-East Asia dengan jumlah penduduk terbesar. Kalau wabah tidak bisa terkontrol, episentrum dari Amerika bisa berpindah ke South-East Asia khususnya Indonesia karena kematian dan lonjakan kasus yang besar,” ujar Diah dalam telekonferensi yang diadakan oleh CISDI, Kamis (9/4/2020).

Dia mengingatkan, Indonesia harus segera memiliki cara untuk mengatasi wabah Covid-19. Terlebih sebenarnya Indonesia mendapat keuntungan karena kasus positif baru ditemukan belakangan dibandingkan negara-negara lain yang angkanya juga tdibandingkan negara-negara lain yang angkanya juga tinggi. Dengan begitu, Indonesia bisa mengambil pelajaran dari negara lain untuk mengatasi penyebaran virus corona baru. Entah itu yang benar maupun yang salah.

-
Ilustrasi virus corona (freepik)

“Berdasarkan hal-hal tersebut, salah satu yang bisa dicontoh adalah Korea Selatan yang melakukan massive testing, Indonesia arahnya harus ke sana. Sistem kesehatan harus berhati-hati menyiapkan alat, tenaga kesehatan, dan lainnya. Indonesia  masih banyak hal yang bisa dikerjakan,” ucap Diah.

Satu hal yang perlu diingat, dalam upaya pengendalian wabah Covid-19, bukan hanya tugas pemerintah saja melainkan masyarakat juga harus turut berperan. Masyarakat dan pemerintah menjadi hal yang sangat penting dalam penanganan pandemi virus corona.

“Semua kementerian, baik pusat maupun daerah, level komunitas harus berkoordinasi dengan baik. Masyarakat diharapkan kerja samanya seperti di Tiongkok. Ketika ada karantina, masyarakat di sana bekerja sama memastikan yang di karantina dapat makanan, supply chain, dan effort yang lebih bagus, terkoordinasi dengan baik,” tandas Diah.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X