Alasan Anies Membatasi Transportasi Massal: Efek Kejut ke Warga DKI!

- Rabu, 18 Maret 2020 | 14:07 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (INDOZONE/Murti Ali Lingga).
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (INDOZONE/Murti Ali Lingga).

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan alasannya sempat membatasi transportasi massal seperti Transjakarta dan MRT adalah memberikan efek kejut ke warga Ibu Kota. 

Pada Senin (16/3/2020), kebijakan pembatasan transportasi membuat warga Ibu Kota kewalahan. Antrean panjang para calon penumpang pun tidak terelakkan. 

Anies berharap, situasi itu membuka pikiran masyarakat DKI bahwa wabah virus corona (Covid-19) adalah kondisi luar biasa. 

"Apa sih tujuannya? Tujuannya mengirimkan pesan kejut ke seluruh penduduk Jakarta bahwa kita berhadapan dengan kondisi ekstrem. Jadi ketika orang antre panjang, baru sadar, oh iya Covid-19 itu bukan fenomena di WA (WhatsApp) yang jauh sana. Ini ada di depan mata," kata Anies dalam video Pemprov DKI, Jakarta, Rabu (18/3).

Namun, pembatasan transportasi massal tidak berlangsung lama. Anies mencabut kebijakannya per Selasa (17/3/2020) kemarin. Pelayanan pun kembali normal. 

Anies menilai pesan efek kejut penting dilakukan. Sebab warga Ibu kota masih santai dalam menyikapi wabah virus corona. 

"Jadi betul-betul tindakannya cepat, berani. Harus berani! Tidak populer, tidak apa-apa karena yang nomor satu adalah soal keselamatan. Saya kalau ditanya apa tiga prioritas utama. Saya katakan nomor satu keselamatan, nomor dua keselamatan, nomor tiga keselamatan. Itu tiga prioritas utama kita, tidak ada yang lain," ujar Anies.

Berdasarkan data terkini, jumlah kasus positif virus corona sudah mencapai 172 orang di Indonesia. Penambahan kasus terbanyak ada di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Kepulauan Riau.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X