Rupiah Melemah pada Penutupan Perdagangan Hari Ini, Ternyata Ini Penyebabnya

- Jumat, 24 Juli 2020 | 18:38 WIB
Uang Rupiah. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Uang Rupiah. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS ditutup merah atau melemah pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (24/7/2020). Rupiah melemah sekitar 26 poin atau setara 0,18% ke level Rp14.604 per dolar AS. 

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pelemahan Rupiah hari ini dipengaruhi karena sejumlah faktor eksternal, termasuk sentimen kondisi perekonomian AS terkini.

"Ketika harapan akan pemulihan ekonomi di Eropa membuncah, pelaku pasar justru pesimistis perekonomian AS akan segera bangkit. Sebabnya, penambahan kasus Covid-19 di Negeri Paman Sam yang terus meningkat," kata Ibrahim dalam penjelasannya, Jakarta, Jumat (24/7/2020).

Ibrahim menjelaskan, saat ini Negara Bagian California bahkan kembali menerapkan kebijakan karantina (lockdown) guna meredam penyebaran virus corona. Sementara itu jumlah kasus Covid-19 di Eropa sudah melandai. 

Berdasarkan data Worldometers, jumlah kasus Covid-19 di AS saat mencapai 4,17 juta, dengan lebih dari 147 ribu orang meninggal.

"Pasar merespon negatif ketegangan antara AS-China kembali muncul setelah AS meminta Beijing untuk menutup kantor konsulat diplomatiknya di Houston. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, sebelumnya mengingatkan akan ada balasan setimpal jika aksi itu tak dikoreksi," ungkapnya.

Dia juga mengungkapkan rilis beberapa data ekonomi AS yang mengecewakan, termasuk laporan Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan bahwa klaim untuk tunjangan pengangguran AS meningkat untuk pertama kalinya dalam kurun enam belas minggu.

Laporan tersebut mengatakan klaim pengangguran awal melonjak menjadi 1,416 juta pada pekan yang berakhir 18 Juli 2020, meningkat sebesar 109.000 dari tingkat 1,307 juta di pekan sebelumnya. Sementara ekonom mengharapkan klaim pengangguran untuk tidak berubah.

"Klaim pengangguran meningkat untuk pertama kalinya sejak akhir Maret, tetapi masih jauh di bawah rekor tertinggi 6,867 juta yang ditetapkan dalam pekan yang berakhir pada 28 Maret 2020 lalu," paparannya.

Sedangkan faktor internal, lanjut dia, saat ini Bank Indonesia (BI) telah melihat proyeksi perekonomian Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan negatif pada kuartal II-2020. Ada kemungkinan besar juga pertumbuhan negatif ini tetap lanjut pada kuartal III-2020.

"Dengan ramalan ini artinya RI akan masuk jurang resesi. Sebab, jika secara teorinya jika perekonomian tumbuh negatif selama dua kuartal berturut-turut maka dinyatakan resesi," paparnya.

"Forecast-forecast termasuk BI bahwa kuartal II pertumbuhan ekonomi akan negatif. Pertumbuhan di triwulan III (juga) dari BI kami perkirakan kemungkinan masih negatif," tambah dia, menirukan penjelasan Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Juda Agung.

Menurutnya, pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang sisi kemanusiaan dan kesehatan tapi juga perekonomian. Dimana korporasi hingga UMKM ikut terpukul, sehingga sektor pendorong perekonomian yakni konsumsi rumah tangga ikut terdampak.

Diketahui, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah penutupan perdagangan hari ini. Rupiah melemah sekitar 26 poin atau setara 0,18% ke level Rp14.604 per dolar AS. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X