Pengadilan Jepang Tidak Izinkan Pernikahan Sesama Jenis Adalah 'Inkonstitusional'!

- Kamis, 18 Maret 2021 | 16:00 WIB
Ilustrasi lambang LGBT. (photo/Ilustrasi/Pexels/Marta Branco)
Ilustrasi lambang LGBT. (photo/Ilustrasi/Pexels/Marta Branco)

Pengadilan Negeri Jepang pada Rabu telah memutuskan untuk tidak mengizinkan pasangan sesama jenis untuk menikah adalah 'tidak konstitusional', menetapkan preseden baru di satu-satunya negara G7 yang tidak sepenuhnya mengakui kemitraan sesama jenis, meski menolak tuntutan ganti rugi yang harus dibayar.

Putusan itu, yang pertama di Jepang mengenai legalitas pernikahan sesama jenis, adalah kemenangan simbolis besar di negara, di mana konstitusi mendefinisikan pernikahan sebagai didasarkan pada 'persetujuan bersama dari 2 jenis kelamin'. 

Seperti yang terjadi saat ini, pasangan sesama jenis tidak dapat mewarisi aset pasangan mereka, sepreti rumah yang mungkin mereka miliki bersama, dan juga tidak memiliki hak orang tua atas anak yang mungkin dimiliki pasangan mereka. Meskipun sertifikat kemitraan yang dikeluarkan masing-masing kota di seluruh negara membantu dalam sewa tempat tinggal dan hak kunjungan rumah sakit, mereka tetapt idak mengizinkan hak hukum penuh yang sama seperti seperti pasangan heteroseksual. 

Pengadilan Distrik Sapporo membatalkan tuntutan ganti rugi oleh enam penggugat, 2 pasangan pria dan satu wanita, yang telah minta pemerintah Jepang membayar masing-masing 1 juta yen sebagai pengakuan atas rasa sakit yang mereka derita karena tidak dapat nikah secara resmi. 

Tetapi pengakuan bahwa tidak mengizinkan mereka menikah adalah inkonstitusional adalah kemenangan yang diharapkan para penggugat, pengacara dan aktivis mereka sebagai langkah maju simbolis dan preseden kunci. Kasus serupa saat ini sedang disidangkan di empat pengadilan lainnya di seluruh Jepang dan putusan ini dapat pengaruhi hasil di sana juga. 

Menurut standar Asia, hukum Jepang relatif liberal. Seks homoseksual telah dilegalkan sejak 1880, tetapi sikap sosial membuat komunitas LGBT sebagian besar tidak terlihat dan banyak yang belum terbuka bahkan kepada keluarga mereka. 

Beberapa di dunia bisnis mengatakan Jepang tidak mengizinkan pernikahan sesama jenis mempersulit perubahan, terutama perusahaan asing, untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja terampil dalam ekonomi internasional yang semakin meningkat. 

Sejumlah perusahaan telah mengambil langkah mereka sendiri untuk mengatasi hal itu, termasuk dengan perusahaan internasional hingga perusahaan Jepang seperti Panasonic. Melihat hal itu, Masa Yanagisawa selaku Kepala Layanan Perdana di Goldman Sachs Jepang dan Anggota Dewan LSM Marriage for All Japan memberikan komentarnya.

“Untuk hal-hal yang merupakan bagian dari sistem nasional, seperti pensiun, tidak ada yang bisa mereka lakukan,” ungkap Masa Yanagisawa.

“Semua negara maju lainnya punya ini, jadi Jepang akan kalah bersaing. Lalu ada fakta bahwa orang tidak bisa menjadi diri mereka sendiri. Ini menjadi bisnis yang sangat penting. " lanjutnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X