Jelang Pelantikan Biden, FBI Awasi Obrolan Online Para Kelompok Ekstremis Kanan

- Sabtu, 16 Januari 2021 | 12:12 WIB
Gedung FBI. (REUTERS/Joshua Roberts).
Gedung FBI. (REUTERS/Joshua Roberts).

Menjelang pelantikan presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan pasca kerusuhan di Gedung Capitol beberapa waktu lalu, pihak FBI mengawasi ketat obrolan online kelompok ekstremis kanan yang diisukan akan membuat rusuh pelantikan.

Melansir Reuters, seorang juru bicara kantor FBI di San Francisco mengatakan dia tidak dapat memberikan rincian tentang interaksi yang dilaporkan terkait beredarnya beberapa kabar tentang percakapan online yang menjurus aksi kekerasan. Khususnya beberapa hari setelah kerusuhan di Capitol.

Sebelum serangan Capitol, postingan semacam itu mungkin tidak mengundang kunjungan lanjutan. Tetapi setelah kerusuhan, FBI telah meningkatkan pengawasan mereka terhadap obrolan ekstremis online. Termasuknya beberapa aktivitas yang diperingatkan oleh para pejabat dapat menjadi sinyal peringatan dini dari serangan yang direncanakan sekitar pelantikan Biden di Washington pada 20 Januari mendatang.

Pihak FBI sendiri telah mengeluarkan peringatan keras terhadap mereka yang berniat rusuh, meski hanya dari obrolan secara online. 

"Anda tidak ingin menjadi orang yang membuat agen FBI mengetuk pintu Anda pada jam 6 pagi," kata Direktur Christopher Wray pada hari Kamis saat briefing yang disiarkan televisi dengan Wakil Presiden Mike Pence. 

"Siapa pun yang merencanakan atau mencoba melakukan kekerasan di minggu mendatang maka siap-siap menerima kunjungan (dari FBI)," ucap Wray.

-
Suasana di depan Gedung Capitol yang dijaga ketat. (REUTERS/Joshua Roberts).

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Dana Rp372,3 Triliun Untuk Pemulihan Ekonomi

FBI menerima hampir 100.000 kiat terkait media digital tentang potensi kerusuhan terkait pemilu dan pelantikan Biden, kata seorang pejabat kepada wartawan pada hari Selasa.

Jared Maples, direktur Kantor Keamanan dan Kesiapan Dalam Negeri New Jersey, mengatakan kepada Reuters bahwa kantornya "menggandakan" pekerjaannya untuk melacak kemungkinan ancaman ekstremis domestik dan memastikan mereka  mengetahui obrolan online apa saja yang sedang terjadi.

FBI memperingatkan minggu ini dalam buletin tentang kemungkinan protes bersenjata di Washington dan di gedung DPR pada hari-hari menjelang pelantikan Biden.

Selama berbulan-bulan, ekstrimis sayap kanan telah secara terbuka memposting ancaman mereka di situs publik. Kini, setelah banyaknya pengawasan dan beberapa platform mulai memblokir atau menutup akun-akun dengan postingan kekerasan, beberapa dari kelompok ekstremis tersebut mengalihkan komunikasi online mereka ke obrolan pribadi atau platform yang kurang dikenal yangmembuat mereka sulit terlacak.

Banyak dari mereka yang berpindah platform yang lebih pribadi seperti Telegram, aplikasi perpesanan yang berbasis di Dubai, atau  situs media sosial yang kurang terkenal seperti MeWe.

Unduhan Telegram AS dari App Store Apple dan dari Google Play naik menjadi 1,2 juta dalam seminggu setelah serangan Capitol, meningkat 259% dibandingkan minggu sebelumnya, menurut Sensor Tower, sebuah perusahaan analisis data. Sekitar 829.000 pengguna A.S. mengunduh MeWe dalam seminggu setelah serangan itu, meningkat 697%, kata perusahaan itu.

David Westreich, juru bicara MeWe, mengatakan perusahaan sering mengalami lonjakan keanggotaan dan "hanya sebagian kecil" dari ratusan ribu grup publik di platform yang berurusan dengan politik. Westreich mengatakan persyaratan layanan MeWe "dirancang untuk mencegah pelanggar hukum, pembenci, penindas, pelecehan [dan] pemicu kekerasan".

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X