Monster Ikan Raksasa Warnai Pawai Tolak Plastik di Jakarta

- Senin, 22 Juli 2019 | 15:42 WIB
photo/ANTARA /Laily Rahmawaty
photo/ANTARA /Laily Rahmawaty

Seekor ikan 'angler fish' dari ordo Liphiiformes berukuran raksasa bertengger di depan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, pada Minggu (21/7) pagi. Di Indonesia, ikan ini dikenal dengan nama 'sungut ganda'. Dunia perairan menjulukinya sebagai monster dasar laut.

Ikan ini terkenal dengan wujudnya yang menyeramkan. Ukuran badannya yang besar dengan mulut lebar seperti bulan sabit, memiliki gigi taring melengkung dan memanjang. Pada bagian kepalanya terdapat antena memanjang hingga atas moncong di ujungnya terdapat gumpalan daging yang bisa bercahaya, digunakan sebagai sensor untuk mengelabui mangsanya.

Monster Ikan Raksasa Diarak Keliling Jakarta

-
photo/ANTARA /Laily Rahmawaty

Ikan sungut raksasa telah muncul ke permukaan Jakarta, mendarat Sabtu (20/7) di Pelabuhan Sunda Kelapa dalam kegiatan kampanye tolak penggunaan plastik sekali pakai. Lalu, monster ikan plastik dengan berat 500 kilogram (kg) tersebut diarak ke Bundaran HI menuju Taman Aspirasi Monumen Nasional (Monas) sebagai monster plastik.

Kemunculan monster plastik ini menjadi pengingat bagi warga Jakarta bahwa plastik yang selama ini dipakai dan berakhir di laut akan kembali ke permukaan sebagai monster plastik yang akan menelan bumi manusia.

Sampah-sampah yang membentuk tubuh monster tersebut berasal dari berbagai jenis sampah plastik seperti bungkus diterjen, pampers, makanan, botol plastik dan semua yang berbahan plastik.

Pawai Bebas Plastik

-
photo/ANTARA /Laily Rahmawaty

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memimpin kampanye tolak plastik sekali pakai, melakukan pawai berjalan kaki dari Bundaran HI menuju Taman Aspirasi Monas, bersama Kaka Slank, Ridho Slank dan musisi Navicula dari Bali.

Menteri Susi mengatakan monster plastik yang ada di kegiatan tersebut bersumber dari sampah-sampah yang dikumpulkan dari pantai di Bali. "Dikumpulkan hanya dalam waktu kurang setengah hari dapat satu ton lebih sampah," kata Menteri Susi.

Mereka berjalan sambil memegangi spanduk besar bertuliskan "Tolak Plastik Sekali Pakai". Di belakang mereka, massa aksi ikut mengiringi. Sedangkan, di depan monster plastik berjalan dengan pongahnya.

"Monster plastik yang ada ini diambil dari sampah-sampah pantai di Bali, dikumpulkan hanya dalam waktu kurang dari setengah hari dapat setengah ton lebih," kata Susi.

Dampak Pemakaian Plastik Sekali Pakai

-
photo/ANTARA /Laily Rahmawaty

Menurut Menteri Susi, kalau masyarakat tidak mengurangi pemakaian plastik sekali pakai akan menimbulkan dampak seperti halnya monster plastik tersebut. Pemerintah Bali, Banjarmasin, Bogor dan Balikpapan sudah melarang pemakaian plastik sekali pakai, tetapi sampah plastik masih begitu banyak di lautan.

Wilayah Indonesia, lanjut dia, 71 persen wilayahnya adalah lautan. Jika penggunaan plastik sekali pakai tidak dicegah maka 70 persen sampah plastik akan berakhir di laut. "Kita perlu ikan, kita perlu laut yang indah. Ikan untuk kita makan, ikan untuk industri perikanan kita," katanya.

Dapat dibayangkan jika di Jakarta dengan penduduknya yang padat menghasilkan 500 monster plastik setiap harinya. Apalagi jika warganya tidak mengurangi pemakaian plastik sekali pakai. "Serem tidak?," kata Susi membayangkan.

Lindungi Laut dari Sampah Plastik

-
photo/ANTARA /Laily Rahmawaty

Menteri Susi mengajak masyarakat untuk sama-sama kurangi plastik sekali pakai guna melindungi laut dari sampah plastik. 

Hal ini sejalan dengan program Presiden Joko Widodo untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas membutuhkan protein, ikan salah satu sumber protein yang mudan didapat dan murah dibandingkan dengan daging.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X