Tak Lagi Social Distancing, WHO kini Gunakan Istilah Physical Distancing

- Rabu, 1 April 2020 | 12:33 WIB
Calon penumpang duduk di kursi tunggu yang diberi penanda jarak aman di Stasiun Purwosari, Solo, Jawa Tengah, Senin (23/3/2020). (ANTARA/Mohammad Ayudha)
Calon penumpang duduk di kursi tunggu yang diberi penanda jarak aman di Stasiun Purwosari, Solo, Jawa Tengah, Senin (23/3/2020). (ANTARA/Mohammad Ayudha)

Untuk mencegah penyebaran virus corona, Indonesia menerapkan social distancing atau jarak sosial. Namun, WHO kini menggunakan istilah physical distancing atau jarak fisik untuk mencegah penyebaran.

Meski terdengar sama, namun kedua istilah ini memiliki makna yang berbeda.

Pejabat WHO mengatakan, menjaga jarak fisik merupakan hal penting di tengah pandemi ini. Namun, meski tidak berhubungan secara fisik, bukan berarti seseorang harus memutus komunikasi dari orang-orang tedekatnya.

Ahli epidemilogi WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan, di era serba teknologi ini, ada banyak cara agar bisa terhubung dengan satu sama lain.

"Saat ini, berkat teknlogi yang telah maju, kita dapat tetap terhubung dengan berbagai cara tanpa benar-benar berada dalam ruangan yang sama dengan orang-orang lain secara fisik," ujar Maria.

WHO sengaja memakai istilah physical distancing agar orang-orang tetap bisa terhubung meski tidak saling bertatap muka.

WHO sendiri merekomendasikan menjaga jarak 1 meter lebih dari orang lain untuk mencegah penularan COVID-19.

"Social distancing atau jarak sosial terdengar seperti orang-orang harus berhenti berkomunikasi satu sama lain. Sebaliknya, kita harus menjaga sebanyak mungkin komunitas yang dapat dijaga selama melakukan physical distancing atau jarak fisik," ujar Profesor Sosiologi di Universitas Stanford AS Jeremy Freese, dilansir dari Al Jazeera.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X