Udara di Riau, Sumsel dan Jambi Berbahaya, Tim Medis Dikerahkan

- Sabtu, 14 September 2019 | 12:13 WIB
Asap membubung dari lahan yang terbakar di Indralaya Utara, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Jumat (13/9/2019)(ANTARA FOTO/Nathan/Lmo/aww)
Asap membubung dari lahan yang terbakar di Indralaya Utara, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Jumat (13/9/2019)(ANTARA FOTO/Nathan/Lmo/aww)

Pemerintah pusat melakukan penyaluran logistik berupa masker, obat, dan tabung oksigen ke sejumlah wilayah terdampak asap kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. 

Tercatat, Kementerian Kesehatan telah mendistribusikan 1.269.320 masker, sementara dari Dinkes Provinsi Riau menyalurkan 644.450 masker, dan Dinkes Provinsi Sumatera Selatan mendistribusi 20 ribu masker untuk masing-masing daerahnya.

Di Kalimantan Tengah telah didistribusikan 544.000 masker, 10.450 masker N95, 1.000 vial ventolin nebu yaitu obat untuk penyakit pada saluran pernapasan, 500 ribu amoxilin, dan tiga tabung oksigen.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati mengatakan, mobilisasi SDM Kementerian Kesehatan juga telah dilakukan untuk mendampingi Dinas Kesehatan.

Buruknya kualitas udara di wilayah terdampak karhutla mengakibatkan banyak warga terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). 

Berdasarkan data Kemenkes untuk Provinsi Riau, jumlah warga terserang ISPA terbanyak ada di Pekanbaru mencapai 9.512 orang. Sementara jumlah tertinggi penderita ISPA ada di Kota Jambi 64.147 orang dalam wilayah Provinsi Jambi.

Penderita ISPA di Sumatera Selatan tertinggi ada di Palembang mencapai 106.550 orang, dan di Kalimantan Tengah korban terbanyak di Palangkaraya mencapai 23.324 orang.

Saat ini, kualitas udara di Riau mencapai level berbahaya. Data BMKG pada 13 September 2019 pukul 07.00 WIB tingkat kualitas udara berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) mencapai 353 yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan.

Sedangkan di Jambi berada di level tidak sehat dengan ISPU mencapai 239, Sumatera Selatan berada di Level sangat tidak sehat denan ISPU 287. Sementara Kalimantan Barat berada di level sedang dengan ISPU 129.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas Kebakaran Hutan dan Lahan dihitung berdasarkan analisis citra satelite landsat 8 OLI/TIRS yang di overlay dengan data sebaran hotspot, serta laporan hasil groundchek hotspot dan laporan pemadaman yang dilaksanakan Manggala Agni, di seluruh Indonesia telah mencapai 328.722 hektar per September 2019.

Per 14 September 2019 jumlah titik panas yang diambil dari TERRA/AQUA milik LAPAN di 34 Provinsi mencapai 7552 titik panas, dengan provinsi paling banyak titik panas berada di Kalteng (1550 titik), Jambi (916), Kalbar (577), Sumsel (410), Riau (367) dan Kalsel (152).

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X