CEK FAKTA: Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA Dihapus?

- Rabu, 22 Desember 2021 | 19:45 WIB
Seorang guru mengajar siswa dan siswi pada pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri 1, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (1/11) (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Seorang guru mengajar siswa dan siswi pada pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri 1, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (1/11) (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Dunia pendidikan Tanah Air tengah menjadi sorotan publik di media sosial. Pasalnya beredar kabar yang menyebut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan menghapus jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang pendidikan SMA pada Kurikulum Prototipe 2022.

Faktanya ketiga jurusan tersebut tidak dihapus, melainkan Kemendibudristek hanya berupaya melepas sekat-sekat di antara jurusan tersebut di SMA.

Apa itu Kurikulum Prototipe?

Kurikulum prototipe merupakan kurikulum pilihan yang mulai diterapkan secara terbatas di sekolah-sekolah mulai tahun ajaran 2022/2023.

Seperti yang dilansir Medcom, Rabu (22/12/2021) Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan setiap sekolah bebas memilih antara menerapkan atau tidak menerapkan kurikulum tersebut.

Pada Kurikulum Prototipe, siswa SMA tidak lagi harus memilih jurusan, namun tetap harus mengambil mata pelajaran wajib yang sudah ditetapkan seperti Pendidikan Agama, PKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Seni Musik, Penjaskes dan Sejarah.

Selain itu, siswa berhak memilih mata pelajaran pilihan yang disukai sesuai dengan minat dan bakat. Mata pelajaran pilihan yang diambil boleh dicampur antara mata pelajaran dari rumpun IPA, IPS maupun Bahasa.

Bagaimana cara penerapannya?

Sebut saja Andi, dia bercita-cita ingin menjadi seorang peneliti sains. Pada kurikulum tersebut, Andi bisa mengambil mata pelajaran matematika lanjutan dan biologi lanjutan, tanpa harus mengambil fisika dan kimia.

Selain itu, Andi boleh mengambil mata pelajaran sosiologi dari rumpun IPS dan antropologi dari rumpun Bahasa.

Intinya, mata pelajaran yang dipilih disesuaikan dengan minat dan bakat serta rencana karier seorang siswa.

Lebih fleksibel dan sesuai kompetensi siswa

Anindito mengatakan Kurikulum Prototipe membuatnya jadi lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kompetensi siswa karena sifatnya yang opsional dalam memilih mata pelajaran.

"Kurikulum prototipe dirancang untuk memberi ruang lebih banyak bagi pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Di jenjang SMA, hal ini berarti memberi kesempatan pada siswa untuk menekuni minatnya secara lebih fleksibel," kata dia dilansir Medcom, Rabu (22/12/2021).

Dengan diterapkannya kurikulum tersebut, siswa jadi lebih mudah mendalami hal-hal yang disukai dan akan berdampak pada karakter serta kompetensi masing-masing.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X