Menjelang HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, ranah sosial media diramaikan dengan postingan soal sejumlah rumah yang memasang bendera Palestina. Rupanya tidak hanya rumah, melainkan juga sebuah truk kedapatan memasang bendera tersebut.
Dalam sebuah postingan video di Twitter, nampak petugas kepolisian menghentikan sebuah truk orange dengan nomor polisi B 9928 DEJ. Di bagian kiri atas mobil tersebut, terpasang bendera Palestina yang langung diminta untuk dicabut dan diturunkan.
“Terima kasih bapak-bapak petugas yg menindak tegas supir yang memasang bendera selain bendera merah putih di Armadanya @DivHumas_Polri,” tulis akun @Juan_KSM02 yang memposting video tersebut.
Menanggapi kejadian ini, warganet justru melihat ada kejanggalan dari masifnya pemasangan bendera Palestina di tengah momen HUT Kemerdekaan RI. Mereka menyebut, ada niat orang-orang yang sengaja ingin memprovokasi.
“Coba di tracking yg teliti, Kok saya curiga ini sudah terencana.
Ngerasa agak janggal sih, secara serempak ada sebagian masyarakat yg mengibarkan bendera negara lain dan bahkan sopir truk. Dgn motif untuk membenturkan masyarakat dibawah, Semoga dugaan saya salah,” tulis @Andreas_AdyM.
“Sependapat bro...ini sepertinya ada yg sengaja memprovokasi. @DivHumas_Polri mohon lebih teliti,” timpal @supri_prp.
“Orang susah diperalat sama org provokator. Tangkap biang keroknya pa @DivHumas_Polri,” tambah warganet lainnya.
Aksi ini diduga sengaja dibuat agar nantinya muncul narasi-narasi yang menyebut bahwa yang tidak menyukasi bendera Palestina adalah pembenci Islam atau Islamophobia.
Perlu diketahui, Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka, diskriminasi, ketakutan dan kebencian terhadap Islam dan Muslim. Istilah ini sudah ada sejak tahun 1980-an, tetapi menjadi lebih populer setelah peristiwa serangan 11 September 2001.
