Pemerintah Diminta Gunakan Positivity Rate Jadi Acuan Evaluasi PPKM Darurat

- Rabu, 21 Juli 2021 | 15:34 WIB
Warga menunjukan kartu vaksin usai mengikuti vaksinasi di salah satu puskesmas di Jakarta Timur. (INDOZONE/Fahmy Fotaleno)
Warga menunjukan kartu vaksin usai mengikuti vaksinasi di salah satu puskesmas di Jakarta Timur. (INDOZONE/Fahmy Fotaleno)

Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati menginginkan pemerintah agar menggunakan positivity rate sebagai sebuah acuan dalam mengevaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.

Pasalnya Mufida menyebut kasus harian tiga hari terakhir bisa menurun karena jumlah tes yang dilakukan juga menurun.

"Jadi untuk evaluasi PPKM Darurat jilid II nanti gunakan angka positive rate sebagai acuan," kata Mufida, Rabu (21/7/2021).

Baca Juga: Lebih dari 70 Orang yang Mengikuti Olimpiade Tokyo Positif Covid-19

Dia menjelaskan bilamana jika per 19 Juli, positive rate di Indonesia masih sangat tinggi yakni 26,88 persen, jauh di atas ambang nilai WHO sebesar 5 persen. Kemudian pemerintah juga harus memperhatikan jumlah keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di setiap wilayah.

"Untuk BOR yang disebut menurun data Kemenkes per 19 Juli, 26 kab/kota masih di atas 91 persen. Bahkan dua kabupaten angka BORnya mencapai 100 persen. Hanya dua kabupaten/kota yang angka BOR di bawah standar WHO 60 persen. Artinya angka BOR kita masih cukup tinggi," tegas dia.

Politikus PKS ini mengaku dirinya sangat menghargai perpanjangan PPKM Darurat hingga 25 Juli dan akan dievaluasi secara bertahap. Ia menyebut pembatasan sosial bagi warga harus segera dibarengi dengan cepat turunnya bantuan sosial bagi warga terdampak.

"Ingat masyarakat sudah menahan diri sejak 3 Juli. Baru ada bantuan sosial turun pekan terakhir PPKM Darurat jilid I," beber dia.

"Jadi kalau Presiden menyebut ada Rp 55,21 Triliun untuk bantuan sosial dengan berbagai bentuk, catatan saya hanya satu: segera cairkan untuk rakyat. Jangan berlarut-larut lagi di tataran teknis. Rakyat sudah bersabar," sebut Mufida.

Ia juga meminta selama perpanjangan, perbaikan indikator sistem kesehatan juga dilakukan. Turunkan positive rate, turunkan BOR, realisasi cepat penyediaan 2 juta obat untuk pasien Isoman, kepastian persediaan oksigen bagi pasien Isoman maupun yang dirawat di RS.

Kemudian Mufida juga meminta selama perpanjangan PPKM Darurat target 1-2 juta vaksinasi per hari harus direalisasikan. Selain 3T dan pemberian bansos, PR besar pemerintah saat ini adalah mencapai target vaksinasi nasional.

"Kita ingin tahun 2021 ini selesai terbentuk kekebalan kelompok, caranya hanya satu agresivitas vaksinasi. Kalau kemarin tercapai 1 juta vaksinasi per hari dalam satu hari, kenapa hari-hari setelahnya tidak tercapai lagi? Kami sebagai anggota Komisi IX dari PKS mendukung penuh proses vaksinasi ini," urainya.

"Jadi siapkan strategi dengan pelibatan semua unsur masyarakat. Kantor PKS di beberapa daerah juga menjadi tempat vaksinasi bagi masyarakat. Jadi pemerintah harus lebih agresif lagi."

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X