Kapasitas Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) diragukan karena tak berasal dari kalangan akademisi. Mantan bos Gojek itu dianggap tidak cocok memimpin kementerian yang dipenuhi orang-orang pintar dan berpendidikan tinggi.
Meski demikian, Nadiem merespons dengan santai pihak yang meragukan dirinya memimpin sistem pendidikan di Tanah Air. Sikap itu disampaikannya ketika memberi sambutan dalam Upacara Peringatan Sumpah Pemuda, di kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (28/10).
"Waktulah yang akan menjawab. Saya melangkah ke depan, apapun risikonya," kata Nadiem.
Nadiem Makarim menilai generasi muda Indonesia tengah hidup dalam kondisi gaduh. Situasi demikian membuat suara hati generasi muda terabaikan dan kerap takut mengalami kegagalan.
Oleh karenanya, Nadiem ingin memotivasi para pemuda untuk menelurkan berbagai inovasi demi kemajuan bangsa.
"Kawan-kawan pemuda, satu-satunya kegagalan adalah kalau kita hanya diam di tempat. Satu-satunya kesuksesan adalah kalau kita terus melangkah ke depan. Asal kita berani melangkah, kita tak akan pernah kalah," ujar Nadiem.
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim, menyoroti terpilihnya Nadiem sebagai Mendikbud. Ramli menganggap Nadiem bukan sosok yang tepat untuk menjadi Mendikbud, kendati sukses dalam bisnis transportasi online.
"Nadiem Anwar Makarim memang Alumni Brown University Amerika Serikat dan juga Alumni Harvard Business School Amerika Serikat, tetapi tahu apa Nadiem soal pendidikan negeri ini?" ujar Ramli.
