Pegawai Pemerintah Diminta Tanamkan Duit di Pasar Modal Syariah

- Jumat, 22 November 2019 | 11:23 WIB
Pengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11/2019).(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).
Pengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11/2019).(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).

Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia yang mencapai 4.286.918 orang dan tersebar 22,6 persen berada di instansi pusat dan 77,4 persen di instansi daerah, bisa menjadi pasar potensial untuk pasar modal.

Saat ini, hanya sebagian kecil ASN, yang berpartisipasi dalam pasar modal. Paling tidak, pegawai pemerintah bisa masuk pada pasar modal syariah yang saat ini, tingkat inklusi masih sangat rendah.
 
Asisten Deputi Pasa Modal dan Lembaga Keuangan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Gede Edy Prasetya mengatakan, keikutsertaan pegawai pemerintah dalam kegiatan investasi bakal membantu pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan kapitalisasi modal, peningkatan sarana produksi, penciptaan lapangan kerja, serta pemerataan pendapatan. 

"Peran aktif ASN dan keluarganya menjadi investor dapat meningkatkan kepemilikan saham oleh investor domestik," ujarnya dalam keterangnya, Jumat (22/11). 

Data OJK, hingga 15 November 2019 jumlah investor domestik mencapai 68 persen dengan nilai perdagangan Rp1.363,9 triliun dan jumlah investor asing sebanyak 32 persen dengan total nilai perdagangan mencapai Rp640,5 triliun.

Selain itu, survei dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 menegaskan, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 38,03 persen.

Survei OJK pun menginformasikan tingkat inklusi terendah terdapat pada sektor pasar modal sebesar 1,3 persem. Lebih lanjut, indeks literasi dan inklusi pasar modal syariah merupakan yang terendah masing-masing 0,02 persen dan 0,01 persen. 

"Kondisi selisih yang cukup besar antara tingkat literasi dan inklusi keuangan tersebut, menggambarkan bahwa masyarakat menggunakan produk dan layanan keuangan, namun belum diimbangi oleh pengetahuan yang cukup tentang keuangan," ujarnya.
 

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X