KPAI 'Pusing' Kekerasan Seksual di Sekolah Makin Aneh

- Senin, 9 Desember 2019 | 14:11 WIB
Komisioner KPAI bidang pendidikan, Retno Listyarti. (Indozone/Nani Suherni)
Komisioner KPAI bidang pendidikan, Retno Listyarti. (Indozone/Nani Suherni)

Bulan November lalu, seorang guru perempuan di Bali bersama kekasihnya melakukan tindakan asusila terhadap seorang siswi SMK. Diketahui guru tersebut mengajak siswinya melakukan hubungan seks bertiga dengan pacarnya.

Menanggapi hal tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) angkat bicara. Komisioner KPAI bidang pendidikan Retno Listyarti mengatakan, saat ini angka kekerasan sebenarnya menurun, tetapi levelnya justru meningkat.

Bahkan Retno sendiri merasa ngeri mengatasi deretan kasus kekerasan seksual di lingkungan sekolah tahun-tahun ini.

"Cukup mengerikan kejadian-kejadiannya. Misalnya kita tidak mengira ada guru mengajak siswinya sendiri dengan pacarnya. Kemudian kita juga tidak mengira ada 18 anak diminta masturbasi oleh guru BK nya dengan alasan dia sedang disertasi dan dia butuh seberapa cepat sebuah sperma dan itu pakai acara potong bulu di kaki, di kemaluan, ini kejadian yang kita hampir tidak mengira semua kejadiannya berada di sekolah,"  ungkap Retno, di Hotel Rivoli, Senin (9/12).

Menangani kasus ini, ungkap Retno orang tua jangan hanya fokus pada anak perempuan saja. Faktanya di tahun 2019 ini korban kekerasan seksual terhadap anak laki-laki juga cukup tinggi.

Di tahun 2019 dari Januari hingga Desember, tercatat ada 123 korban kekerasan seksual dengan rincian korban siswa laki-laki sebanyak 54 orang, perempuan 71 orang. Sementara pelakunya terdiri 22 orang yang terdiri dari 21 laki-laki dan satu perempuan.

"Jadi itu kekerasan seksual memang menjadi hal yang menyentak kami di tahun ini. Karena selain angkanya naik, korbannya ini, cara melakukannya, atau tingkat kekerasannya hampir tidak kita pikirkan bisa terjadi menimpa anak-anak kita," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X