Ungkap Kekurangan Selama PJJ, Guru: Sulit Berikan Penilaian Objektif ke Siswa

- Senin, 23 November 2020 | 17:29 WIB
Ilustrasi - Siswa Sekolah Dasar mengikuti pembelajaran daring melalui aplikasi whatsapp di Palembang,Sumsel, Senin (23/11/2020). (Photo/Antara)
Ilustrasi - Siswa Sekolah Dasar mengikuti pembelajaran daring melalui aplikasi whatsapp di Palembang,Sumsel, Senin (23/11/2020). (Photo/Antara)

Salah satu wali kelas 5 sekolah dasar di Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali, I Nyoman Krisna Mahendra Hardiputra mengatakan bahwa selama menerapkan sistem pembelajaran daring, ia mengaku kesulitan dalam memberikan penilaian objektif kepada para siswa-siswanya.

Selain itu, Krisna juga mengatakan bahwa setiap pemberian ulangan dilakukan melalui pengisian via google form, rata-rata nilai yang didapat siswa cukup besar. Meski siswa di kelas itu termasuk dalam golongan siswa dengan nilai yang kurang.

"Sebenarnya untuk menilai secara objektif itu yang susah, mengingat lebih banyak peran orang tua disini, jika orang tuanya aktif membantu anak, pasti nilainya besar, sedangkan yang bekerja sendiri biasanya lebih kecil nilai," kata Krisna, dilansir dari Antara, Senin (23/11/2020).

"Kendalanya, penilaian secara objektif itu yang susah kami lakukan karena tidak tatap muka, dan kami tidak bisa memberi nilai secara langsung," tambah Krisna.

Baca juga: Ma'ruf Amin: Pemerintah Buka Seleksi Guru PPPK Tahun 2021

Sementara itu, selama pandemi COVID-19, ia mengatakan guru datang ke sekolah untuk memberikan pelajaran secara daring dan melakukan kegiatan lainnya. Namun, untuk para siswa tetap belajar dari rumah.

Ia mengatakan bahwa sebelumnya sempat mengajukan belajar tatap muka ke Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, namun belum diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.

"Kebetulan, kondisi COVID-19 di wilayah tempat saya mengajar untuk saat ini masih masuk zona oranye," ujarnya.

"Tidak semua siswa memiliki perangkat gawai ditambah lagi belum semua orang tua di tempat kami mengajar melek teknologi, tidak semua memiliki handphone untuk kepentingan pengiriman tugas melalui grup whatsapp kelas. Ditambah lagi keterbatasan kuota yg dimiliki siswa untuk mengirimkan tugas kepada gurunya, syukurnya kini sudah ada bantuan kuota pendidikan dari Kemendikbud," ujarnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X