Pulih dari Racun Novichok, Navalny Yakin Diracuni Putin dan Tak Percaya Investigasi Rusia

- Kamis, 17 Desember 2020 | 12:47 WIB
Aktivis politik Rusia Alexei Navalny  (REUTERS/Shamil Zhumatov), Insert: Presiden Rusia Vladimir Putin (REUTERS/Evgenia Novozhenina).
Aktivis politik Rusia Alexei Navalny (REUTERS/Shamil Zhumatov), Insert: Presiden Rusia Vladimir Putin (REUTERS/Evgenia Novozhenina).

Tokoh oposisi Rusia Alexey Navalny kini semakin pulih setelah hampir mati keracunan Novichok. Dengan kondisinya tersebut ia pun semakin berani menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah dalang yang membuatnya diracun dan tak percaya dengan investigasi Rusia.

Tiga bulan setelah keluar dari Rumah Sakit Charite di Berlin, dan hampir sekarat selama sebulan, Navalny memberikan wawancara pertamanya kepada sebuah organisasi berita berbahasa Spanyol, El Pais pada Senin, (14/12/2020) lalu. 

Tiga hari sebelumnya, situs pelaporan investigasi Bellingcat mengungkapkan bahwa Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB, lembaga yang menggantikan KGB Soviet) telah memantau Navalny tersebut sejak 2017. Dalam laporannya, ada tiga agen dari FSB yang mengkhususkan diri pada bahan kimia melakukan perjalanan ke kota Tomsk di Siberia tempat tinggal Navalny, sehari sebelum ia keracaunan pada Agustus lalu.

Dalam wawancara tersebut, Navalny mengungkapkan berbagai hal. Selain menjelaskan kondisinya, ia juga menceritakan tentang racun Novichok yang dikenal sebagai racun saraf yang dikembangkan oleh Uni Soviet pada 1970-an dan 80-an, serta alasan menuduh Putin dan tidak mempercayai tim investigasi Rusia.

Baca Juga: Plesetkan Pancasila, Mantan Presenter TV Rahma Sarita Dipecat?

"Saya jauh lebih baik. Saya masih memiliki beberapa masalah kecil, tetapi saya bekerja keras untuk pulih dan kembali ke Rusia. Sayangnya, tidak banyak kasus seperti kasus orang-orang yang selamat dari Novichok. Dokter cukup terkejut dengan kecepatan kesembuhan saya," ucapnya saat diwawancara.

-
Kondisi Alexei Navalny setelah mendapat perawatan di Jerman. (Instagram/@navalny).

Navalny juga menceritakan tentang detail proses identifikasi racun yang hampir membunuhnya. Ia mengetahui detail tentang cara kerja tim pembunuh tersebut, tapi tidak mengerti akan momen terjadi peracunan tersebut. 

"Tim saya membuat langkah cerdas dan pergi ke kamar hotel untuk mengambil semuanya. Sayangnya mereka tidak dapat mengambil bantal dan perlengkapan tempat tidur lainnya karena tidak diperbolehkan untuk melakukannya," jelas Navalny.

"Selama saya tinggal, saya mengambil botol dan meminumnya. Kami tidak tahu persis apakah di pagi hari atau sebelum saya pergi tidur. Tapi faktanya Novichok ditemukan di permukaan botol, yang saya sentuh setelah mabuk. Mungkin saya diracuni melalui pakaian atau pintu atau sesuatu yang lain, masih belum jelas," jelasnya.

Saat ditanya apa alasan yang membuat dirinya yakin Putin yang menyuruh orang untuk meracuninya, Navalny secara gamblang menjelaskan analisisnya. Menurutnya, Novichok adalah zat  paling beracun yang ditemukan oleh manusia yang untuk membuatnya membutuhkan sebuah laboratorium besar negara.

"Ini adalah senjata kimia. Pada 2017 Rusia secara resmi menyatakan bahwa semua senjata kimia telah dimusnahkan. Secara resmi tidak ada Novichok sama sekali di Rusia, tetapi laboratorium rahasia dapat memproduksi Novichok ini di bawah perintah langsung Putin," jawabnya.

Navalny disebut juga tak percaya dengan investigasi aparat Rusia terkait kasus peracunan dirinya. Selain tidak percaya dengan kinerjanya, aparat Rusia memang tidak pernah menginvestigasi kasusnya, padahal ia sudah koma selama 18 hari pada saat itu.

"Ada evolusi yang sangat lucu dari versi mereka. Pertama, mereka mengatakan saya tidak diracuni, itu diabetes - yang tidak pernah saya alami seumur hidup. Versi lain yang dibela Putin sendiri di depan umum adalah bahwa saya meracuni diri sendiri. Ada juga versi yang saya diracuni oleh rekan-rekan dari organisasi saya," jelas Navalny.

"Versi terbaru adalah bahwa saya diracuni oleh dinas rahasia Barat seperti Jerman atau Amerika ... Saya tidak tahu, mungkin Spanyol! Siapa tahu. Saya tertawa, itu provokasi, saya tidak tahu siapa itu, tapi ini adalah posisi resmi negara Rusia: tidak ada keracunan, tidak ada investigasi," tambahnya.
 

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X