Ridwal Kamil Ungkap Alasan Buka Aktivitas Ekonomi saat Pandemi Corona

- Rabu, 1 Juli 2020 | 12:38 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menerima bantuan untuk penanganan Covid-19 dari berbagai pihak di Gedung Pakuan, Kota Bandung. (Dok. Humas Pemprov Jabar)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menerima bantuan untuk penanganan Covid-19 dari berbagai pihak di Gedung Pakuan, Kota Bandung. (Dok. Humas Pemprov Jabar)

Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar), Mochamad Ridwan Kamil, mengungkapkan alasan pihaknya membuka perlahan sejumlah kegiatan di wilayahnya di tengah pandemi virus corona (Covid-19) karena persoalan ekonomi. Ia ingin roda ekonomi kembali bergeliat setelah terdampak wabah.

"Awal Juni kami melakukan proses perlahan-lahan membuka ekonomi di wilayah di Jawa Barat. Kenapa? agar kami bisa memberikan sebuah upaya-upaya agar pelaku UKM ini bisa tumbuh lagi dengan baik," kata Ridwan dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (1/7/2020).

Ridwan menyampaikan, bahwa saat ini di tengah pandemi Covid-19, pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan membagikan dua energi krisis, yakni energi kesehatan dan krisis ekonomi. Mengenai Covid-19 secara umum dan global, katanya, memang belum mereda.

"Tapi di Jawa Barat, alhamdulillah masuk kategori terkendali. Angka pertumbuhan infeksi atau reproduksi Covid-19 atau RT kita sudah dibawah 1 selama 8 minggu, terakhir di 0,79 ini menandakan kecepatan kecepatan keterpaparan virus bisa kita perlambat," ungkapnya.

"Kedua jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit sudah turun dari 50% kapasitas tinggal 26%," tambahnya.

Dia menjelaskan, adanya wabah Covid-19 ini telah memberikan dampak negatif hampir di semua sektor atau lini, termasuk bisnis UMKM. Karena itu dibutuhkan inovasi dan kreativitas untuk tetap bertahan di tegah gempuran Covid-19 serta disrupsi.

"Covid-19 ini memberikan pelajaran bahwa yang pertama kita tidak boleh kaget dengan disrupsi," tambahnya.

Dikatakannya, di tengah situasi saat ini suka atau tidak suka seseorang harus terus berjuang dan beradaptasi dengan kondisi yang ada agar terus tetap survive. Sebab, disrupsi akan tetap ada walaupun dalam kondisi apapun.

"Siap tidak siap, interupsi itu akan hadir Apakah oleh disrupsi kesehatan, apakah oleh interupsi teknologi, apakah oleh interaksi sosial politik," pungkasnya.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X