Ibadah Haji 2020 Resmi Diizinkan, Jemaah Dilarang Sentuh Kabah dan Hajar Aswad

- Senin, 6 Juli 2020 | 18:56 WIB
Ilustrasi pelaksanaan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi. (Pexels/Haydan As-soendawy)
Ilustrasi pelaksanaan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi. (Pexels/Haydan As-soendawy)

Beberapa hari yang lalu, Pemerintah Arab Saudi resmi mengizinkan pelaksanaan ibadah haji 2020, dengan jumlah yang terbatas. Selain membatasi jumlah jemaah, Pemerintah Arab Saudi juga memberlakukan protokol khusus untuk mencegah penularan virus corona.

Dilansir dari Arab News pada Minggu (5/7/2020), Menteri Kesehatan Arab Saudi, Mohammed Saleh Benten mengatakan, keputusan untuk membatasi jumlah jemaah itu, untuk melindungi orang-orang dari segala hal, dan merupakan prioritas kerajaan sejak pandemi melanda.

Daftar panjang protokol ini berdampak pada semua pekerja dan jemaah. Terhitung mulai tanggal 19 Juli nanti, otoritas akan melarang orang-orang untuk masuk ke Mina, Muzdalifa dan Arafah tanpa izin.

Panduan dan penanda nantinya akan dipasang di semua area, yang ditulis dalam beberapa bahasa. Panduan ini juga berisi peringatan soal virus corona, protokol mencuci tangan, adab saat bersin dan batuk sampai penggunaan hand sanitizer berbahan alkohol.

Sejumlah pembatasan dan larangan, harus dipatuhi oleh seluruh jemaah. Salah satu larangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi ialah, larangan menyentuh Kabah dan Hajar Aswad.

Larangan menyentuh Kabah

-
Para jamaah haji di Tanah Suci Makkah. (Unsplash/izuddinhelmi)

Pihak penyelenggara harus mengatur para jemaah di area Tawaf sekitar Kabah, untuk tetap menjaga jarak 1,5 meter antar orang. Selain itu, penyelenggara juga akan melakukan pembersihan sebelum dan sesudah Tawaf untuk setiap rombongan.

Nantinya, akan dipasang penghalang untuk mencegah orang-orang menyentuh Kabah dan Hajar Aswat. Selain itu, penyelenggara juga tak memasang karpet, sehingga jemaah harus menggunakan sajadahnya sendiri untuk mencegah penularan virus corona.

Tak hanya itu, jemaah juga tak diizinkan membawa makanan di area masjid atau lantai dasar masjid. Semua personel, pemandu, jemaah dan pekerja juga akan diperiksa suhu tubuhnya, dan diharuskan memakai masker dan pelindung wajah.

Selain itu, protokol kesehatan juga diterapkan di Muzdalifa dan Arafah, di mana para peziarah harus tetap mematuhi aturan jaga jarak, memakai masker dan memastikan di dalam tenda yang sama diisi tak lebih dari 10 orang.

Pihak penyelenggara juga akan mengatur agar tidak lebih dari 50 jemaah yang menuju Jamarat, di tiap kelompoknya. Selain itu juga, kerikil yang digunakan oleh jemaah sudah didisinfeksi dan dikemas untuk para jemaah.

Protokol kesehatan lainnya

-
Ilustrasi ibadah haji. (Pixabay/AdliWahid)

Selain itu juga, bagi jemaah yang dicurigai terinfeksi corona diperbolehkan menjalankan ibadah setelah menjalani evaluasi dan ditangani dokter. Jemaah ini akan ditempatkan di tempat khusus yang sudah disiapkan.

Otoritas Weqaya juga mengimbau agar para personel yang mengalami gejala flu, tidak bekerja terlebih dahulu hingga benar-benar sembuh.

Area yang digunakan untuk pelaksanaan ibadah haji, juga akan didisinfeksi secara teratur sepanjang waktu. Pendingin air di Masjidil Haram pun akan dihentikan. Sementara untuk air Zam-zam, sudah tersedia dalam botol-botol yang tinggal didistribusikan kepada para jemaah.

Selain itu, makanan juga akan disediakan bagi para peziarah. Saat didistribusikan, para pekerja akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti mencuci tangan selama 40 detik, menggunakan sabun dan air.

Halaman:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X