Razia lalu lintas dengan sandi Operasi Patuh Matoa 2020 sudah selesai berlangsung selama 14 hari di Papua. Di wilayah itu sendiri salah satu jenis pelanggaran lalu lintas yang dominan terjadi yaitu berkendara dipengaruhi minuman beralkohol.
"Jenis pelanggaran lalu lintas yang ditemukan yakni tidak menggunakan helm SNI, Melawan arus, menggunakan hp saat berkendara, berkendara di bawah pengaruh alkohol dan berkendara di bawah umur," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal kepada Indozone, Jumat (7/8/2020).
Dari jenis pelanggaran lalu lintas yang menjadi favorit itu, Kamal mengatakan memang jenis pelanggaran tersebut masuk ke dalam sasaran operasi tahun ini. Dalam operasi patuh ini, Polda Papua terfokus kepada pengguna sepeda motor roda dua.
"Sasaran operasi tahun ini adalah pengemudi menggunakan hp, melawan arus, pengemudi di bawah umur, tidak menggunakan helm SNI, pengemudi menggunakan narkoba atau mabuk dan berkendara melebihi batas kecepatan," beber Kamal.
Selain itu, Kamal mengatakan dalam operasi tahun ini, tercatat sebanyak lima korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, angka korban meninggal dunia turun hingga 50%.
"Untuk korban luka berat di tahun 2020 sebanyak 10 orang dan jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebanyak 24 orang sehingga terjadi penurunan sebanyak 14 orang atau turun 58,33%," kata Kamal.
Seperti diketahui, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menggelar razia lalu lintas dengan sandi Operasi Patuh di seluruh wilayah Indonesia. Di Papua sendiri, Direktorat Lalu Lintas Polda Papua menggelar operasi itu dengan sandi Operasi Patuh Matoa 2020 yang berlangsung selama 14 hari dimulai sejak tanggal 23 Juli 2020 dan berakhir pada 5 Agustus 2020.
