Gelombang PHK Mulai Muncul, KSPI Minta Pemerintah Turun Tangan

- Sabtu, 28 Maret 2020 | 17:01 WIB
Ratusan buruh giling rokok mogok kerja dan berunjukrasa di depan kantor Pabrik Rokok Adi Bungsu, Malang, Jawa Timur, Kamis (2/9/2010). (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Ratusan buruh giling rokok mogok kerja dan berunjukrasa di depan kantor Pabrik Rokok Adi Bungsu, Malang, Jawa Timur, Kamis (2/9/2010). (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada para pekerja sudah muncul. Menurutnya, ini sebagai imbas dari penyebaran pandemi corona yang kian masif.

"Salah satu perusahaan yang akan melakukan PHK adalah PT Akomoto Indonesia. Perusahaan yang  berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur itu pada tanggal 24 Maret 2020 sudah mengirimkan surat kepada serikat pekerja, terkait dengan rencana perusahaan yang akan melakukan PHK terhadap 26 orang pekerja," ucapnya melalui keterangan yang diterima Indozone, Sabtu (28/3/2020).

Begitupun di Sidoarjo, Jawa Timur, pekerja di PT Apie Indo Karunia juga terancam PHK, lantaran pemilik perusahaan mengaku sudah tidak punya uang untuk memberikan upah.  

"Sementara itu, ribuan buruh di perusahaan tekstil di Bandung yang habis kontrak sudah tidak diperpanjang lagi. Hal yang sama juga terjadi di banyak perusahaan lain. Dengan kata lain, mereka di PHK," jelasnya.

Informasi adanya PHK juga diterima KSPI terjadi di Bintan - Kepulauan Riau, Bitung - Sulawesi Utara dan berbagai daerah lain.

"Hal ini menjadi fakta, apa yang dikhawatirkan KSPI akan terjadinya PHK besar-besaran sudah terlihat di depan mata. Karena itu, KSPI mendesak agar pemerintah dengan segala upaya melakukan langkah-langkah konkret dan terukur untuk memastikan agar tidak ada PHK," ungkapnya.

Menurutnya, terdapat 4 hal yang memicu gelombang PHK jika tidak segera diselesikan. Pertama, ketersediaan bahan baku industri manufaktur yang mulai menipis. Khususnya bahan baku yang berasal dari impor, seperti dari Tiongkok, dan negara-negara lain yang juga terpapar virus corona.

Selanjutnya mengenai melemahnya rupiah terhadap dolar, menurunnya kunjungan wisatawan ke destinasi pariwisata serta anjloknya harga minyak dan indeks saham gabungan.

"Karena itu, inilah saatnya yang tepat bagi pengusaha untuk meliburkan karyawannya secara bergilir. Dengan diliburkan, pengusaha bisa mengurangi biaya produksi. Sehingga perusahaan bisa mengkonversikan penghematan tadi untuk membayar upah buruh secara penuh dan THR 100% bagi buruh yang diliburkan," ujarnya.

KSPI, sambungnya, memprediksi dalam 2 bulan kedepan akan terjadi PHK puluhan ribu buruh. Bahkan jika permasalahan di atas tidak segera diselesaikan, tidak menutup kemungkinan ratusan ribu buruh bakal kehilangan pekerjaan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X