Artis Putri Marino mendadak menjadi trending topic setelah kutipannya di sebuah buku yang banyak diketahui merupakan kumpulan puisinya, diperbincangkan netizen di sosial media khususnya di Twitter dan Instagram.
Kutipan singkatnya tersebut berfokus pada kata 'Paham' dan terjadi pro dan kontra di kalangan warganet. Banyak yang menganggap diksi yang dipilih istri Chiko Jericho tersebut membingungkan. Namun ada pula yang paham dan mengerti bahwa demikianlah sebuah karya seni.
Seperti kritikan yang dilontarkan pemilik akun @widyarsa yang merasa tidak bisa memaafkan puisi Putri Marino meski ia cantik dan aktingnya bagus.
Dear Putri Marino, kamu cantik dan aktingmu kacaw bagusnya. Tapi maaf ya, itu ngga jadi alasan bagiku untuk memaafkan puisimu.
????????????
Ampun dah skrg jadi buku lagi
???????????? pic.twitter.com/f53Cpk7D8F— Sreudian Flip (@widyarsal) January 2, 2020
Sementara akun @susucokelat menilai itu adalah sebuah karya seni dan ia tidak mengerti dengan orang-orang yang mengatakan puisi Putri Marino adalah sampah. Baginya itu sama sekali tidak berperasaan.
?????
— Nata. (@susucokeIat) January 3, 2020
?Putri Marino jadi Trending. Dan gue masih surprised sama manusia-manusia ini. To say someone’s work is lacking, that’s fine. To say someone’s work is.., trash? That’s just.., heartless. It’s an art, at the end of the day. It’s not always have to be beautiful.
?
Sastrawan Prof Sapardi Djoko Damono atau yang akrab disapa SDD menjelaskan bahwa pusii pada hakikatnya merupakan milik semua orang. Bisa ditulis oleh siapa saja yang ingin menulisnya, dan juga bisa dibaca siapa saja bagi yang ingin membacanya.
"Puisi itu milik semua orang, ditulis oleh siapa saja dan dibaca oleh siapa saja yang mau baca," kata SSD saat dihubungi Indozone, Sabtu (4/1).
Terkait dengan banyaknya netizen yang 'menghakimi' puisi Putri Marino karena diksi atau pilihan katanya yang membingungkan, SSD menegaskan bahwa pusis tidak memerlukan pemahaman melainkan penghayatan.
"Gak perlu pemahaman, dihayati sajalah," ungkapnya.
Hal ini sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat ketika melihat karya seni tidak terkecuali membaca sebuah karya seni.
"Yes, ini (menghayati) sikap yang harus dikalulan saat berhadapan dengan karya seni," ujarnya.