Warga Pilih Normalisasi Ahok, Meski Anies Punya Pengaruh Soal Banjir

- Kamis, 16 Januari 2020 | 11:13 WIB
Kiri: Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswesdan (instagram/@aniesbaswedan). Kanan: Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (instagram/@basukibtp)
Kiri: Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswesdan (instagram/@aniesbaswedan). Kanan: Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (instagram/@basukibtp)

Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh lembaga survei Populi Center, Jefri Ardiansyah selaku peneliti mengatakan, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempengaruhi pilihan masyarakat dalam survei kebijakan penanggulangan banjir.

Tapi ternyata, saat diberi pilihan antara normalisasi dan naturalisasi, masyarakat lebih memilih kebijakan normalisasi ala mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

-
Peneliti Jefri Ardiansyah dari lembaga survei Populi Center (ANTARA/DEVI NINDY)

"Ada indikasi bahwa apapun program yang diluncurkan, asalkan ada nama Anies maka akan dinilai baik. Ini kan contoh buruk dalam kebijakan publik, bahwa memang ada persoalan populisme yang membuat persoalan saat ini tidak efektif," ujar Jefri di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Pernyataan itu tertuang dalam survei metode eksperimental yang dilakukan September hingga Oktober 2019, yang melibatkan 300 orang responden.

Para responden penelitian diberi pertanyaan program apa yang tepat untuk tangani banjir di Jakarta, apakah melalui normalisasi Ahok atau naturalisasi program Anies.

-
Hasil survei dari lembaga survei Populi Center (ANTARA/DEVI NINDY)

Hasil survei menunjukkan, sebanyak 52 persen responden mengaku kebijakan naturalisasi era Anies lebih baik ketimbang normalisasi era Ahok yang hanya dipilih 37 persen.

Namun, saat responden ditanyakan terkait dengan kontrol atau penjelasan konsep normalisasi dan naturalisasi tanpa mencantumkan nama Ahok dan Anies, justru banyak responden yang menganggap penjelasan dari konsep normalisasi lebih baik daripada naturalisasi.

-
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau banjir di Jalan Rusun Pesakih Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (2/1/2020). (ANTARA/Devi Nindy)

Responden yang memilih normalisasi Ahok sebanyak 50,7 persen, dan naturalisasi era Anies sebanyak 35,7 persen. Sedangkan responden sisanya, memilih tak memberi jawaban.

Adapun pertanyaan dari penjelasan konsep normalisasi yang diberikan kepada responden yaitu "Melakukan pelebaran sungai dan betonisasi dengan penggusuran lebih rendah".

Sedangkan pertanyaan dari penjelasan konsep naturalisasi yakni "Melakukan pelebaran sungai dan penanaman pohon dengan resiko penggusuran lebih tinggi".

"Kita gunakan itu karena ada indikasi kelekatan nama gubernur mempengaruhi sikap mereka, sehingga di kuesionernya kita lekatkan nama Anies," ujar Jefri.

"Ketika ada nama Anies, orang akan pilih program Anies, tapi ketika nama gubernur dihilangkan dengan esensi pertanyaan yang sama ternyata masyarakat lebih memilih program normalisasi Ahok karena praktis jumlah lahan yang digusur lebih sedikit dan tidak mengancam masyarakat yang tinggal di sekitar sungai," sambung Jefri lagi.

Dari hasil survei yang dilakukan, Jefri tak memungkiri sampai saat ini masih ada polarisasi yang berlangsung di kalangan masyarakat.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X