Ternyata Ini Penjelasan Kenapa Indonesia Jadi Negara yang Rentan Kecelakaan Pesawat

- Senin, 11 Januari 2021 | 20:27 WIB
Petugas Basarnas memeriksa apa yang diyakini sebagai sisa-sisa pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ182. (Photo/REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)
Petugas Basarnas memeriksa apa yang diyakini sebagai sisa-sisa pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ182. (Photo/REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Kecelakaan yang belakangan ini menyita perhatian dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang membawa 62 orang jatuh ke Laut Jawa menjadi sorotan bahwa keselamatan industri penerbangan di Tanah Air masih minim.

Dari rekor penerbangan di Asia, Indonesia menjadi salah satu yang terburuk dengan setidaknya terjadi sejak 1945. Kecelakaan di masa lalu juga telah dikaitkan dengan pelatihan pilot yang buruk, kegagalan mekanis, masalah kontrol lalu lintas udara, dan perawatan pesawat yang buruk.

Sementara para ahli mengatakan ada banyak perbaikan dalam beberapa tahun terakhir, kecelakaan terbaru itu membuat para ahli mempertanyakan kemajuan sebenarnya dari pengawasan dan regulasi penerbangan Indonesia. Dan menimbulkan pertanyaan, mengapa Indonesia sering mengalami kecelakaan pesawat?

Diketahui, hal tersebut terjadi karena kombinasi faktor ekonomi, sosial, dan geografis. Pada tahun-tahun awal ledakan penerbangan Indonesia, setelah jatuhnya Soeharto pada akhir 1990-an membuka ekonomi setelah beberapa dekade kediktatoran, hanya ada sedikit regulasi atau pengawasan terhadap di industri penerbangan.

Baca juga: CEK FAKTA: Petugas Temukan Potongan Daging dan Kulit Manusia Korban Sriwijaya Air di Laut

Maskapai penerbangan berbiaya rendah membanjiri pasar, memungkinkan penerbangan menjadi cara yang umum bagi banyak orang untuk bepergian melintasi negara kepulauan yang luas, yang memiliki banyak wilayah yang masih kekurangan infrastruktur transportasi yang efisien atau aman.

Dari data yang disampaikan Aviation Safety Network, dikutip INDOZONE, Senin (11/1/2021), Indonesia telah mengalami 104 kecelakaan pesawat sipil dengan lebih dari 1.300 korban jiwa sejak 1945, menempatkannya sebagai tempat paling berbahaya untuk terbang di Asia.

Tak hanya itu saja, Amerika Serikat pernah melarang maskapai penerbangan Indonesia beroperasi di negara itu dari 2007 hingga 2016 karena mereka 'Kekurangan dalam satu atau lebih bidang, seperti keahlian teknis, personel terlatih, prosedur pencatatan atau inspeksi.' Uni Eropa memiliki larangan serupa dari 2007 sampai 2018.

Baca juga: Black Box Pesawat Sriwijaya SJ182 Belum Ditemukan, TNI: Puing Pesawat Jadi Kendala

Pakar penerbangan dan pemimpin redaksi AirlineRatings.com Geoffrey Thomas mengatakan bahwa keadaan tersebut sempat membaik.

"Keterlibatan dengan industri telah meningkat secara signifikan dan pengawasan menjadi lebih ketat," kata Geoffrey.

Ia juga menjelaskan bahwa hal tersebut termasuk inspeksi yang lebih sering, regulasi yang lebih kuat dari fasilitas dan prosedur pemeliharaan, dan pelatihan pilot yang lebih baik, katanya.

Administrasi Penerbangan Federal AS juga memberi Indonesia peringkat Kategori 1 pada tahun 2016, yang berarti menetapkan bahwa negara tersebut mematuhi standar keselamatan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.

Sementara untuk kecelakaan pesawat yang belakangan ini mencuri perhatian, dilansir dari Gulf News, Senin (11/1/2021), para ahli mengatakan mungkin ada beberapa alasan, termasuk kesalahan manusia, kondisi pesawat, dan cuaca buruk di Jakarta tempat pesawat berangkat.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X