Momen Horor Hari Anak Nasional Zaman Soeharto di Istana Negara

- Kamis, 23 Juli 2020 | 13:50 WIB
Cuplikan saat Soeharto menjawab pertanyaan 'kenapa presiden cuma satu' saat momen Hari Anak Nasional, 23 Juli 1994 di Istana Negara. (Foto: Istimewa)
Cuplikan saat Soeharto menjawab pertanyaan 'kenapa presiden cuma satu' saat momen Hari Anak Nasional, 23 Juli 1994 di Istana Negara. (Foto: Istimewa)

Tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Hari Anak Nasional sejatinya harus dijadikan momentum untuk melihat keadaan dan memikirkan masa depan anak bagi keberlanjutan negara ini.

Bicara mengenai Hari Anak Nasional, publik yang sudah lahir dan tumbuh besar di era Presiden Soeharto pastilah ingat satu momen menegangkan yang terjadi di Istana Negara, tepatnya pada 23 Juli 1994.

Ya, waktu itu, di bawah terik matahari pagi, Presiden Soeharto mengundang anak-anak dari seluruh penjuru Indonesia ke Istana Negara. Mereka mewakili sekolah sekaligus daerah mereka masing-masing. Ada yang dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Papua.

Berdiri di antara kerumunan anak-anak, Soeharto, The Smiling Jenderal, didampingi istrinya dan sejumlah pejabat penting serta diplomat dari sejumlah negara, menyapa anak-anak polos itu satu per satu. Ia menanyai mereka apa cita-cita mereka kalau sudah besar kelak.

Anak-anak itu ada yang menjawab ingin menjadi presiden seperti dirinya, ada pula yang ingin menjadi dokter. Dan Soeharto, dengan sikap kebapakannya yang khas, memuji cita-cita anak-anak itu seraya memberikan motivasi.

Momen peringatan Hari Anak Nasional itu pada dasarnya berlangsung lancar dan penuh keceriaan. Wajah-wajah dan jawaban lugu anak-anak itu membuat Soeharto dan para pejabat yang hadir berkali-kali tertawa.

Usai bertanya tentang cita-cita anak-anak, Soeharto lantas memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengajukan pertanyaan kepadanya.

-
Cuplikan saat Soeharto menjawab pertanyaan 'kenapa presiden cuma satu' saat momen Hari Anak Nasional, 23 Juli 1994 di Istana Negara. (Foto: Istimewa)

Antara malu dan takut, satu per satu anak-anak tunjuk tangan dan bertanya padanya. Semua pertanyaan mereka dijawab Soeharto dengan penuh senyuman dengan wibawa kebapakan yang senantiasa dijaganya.

Suasana mendadak tegang ketika seorang anak dari Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, mengajukan satu pertanyaan yang secara kebetulan seolah menyindir kekuasaan Soeharto yang waktu itu telah berlangsung selama 28 tahun. Dia bertanya kenapa presiden cuma satu.

"Nama saya Hamli dari Provinsi Sulawesi Tengah Kabupaten Banggai. Saya mau tanya kenapa presiden di Indonesia cuma satu padahal Indonesia sangat banyak?"

-
Cuplikan saat Soeharto menjawab pertanyaan 'kenapa presiden cuma satu' saat momen Hari Anak Nasional, 23 Juli 1994 di Istana Negara. (Foto: Istimewa)

Kaget dengan pertanyaan itu, Soeharto lantas tertawa sebelum menjawab. Para pejabat yang hadir juga tidak bisa menahan tawa.

"Hahahaha. Ya, terang itu. Nanti kalau...Presiden itu hanya satu untuk meminpin bangsa dan negara. Kalau sampai 2-3, nanti lantas gak bisa berjalan dengan baik. Banyak pemimpin, banyak kapten, kemudian lantas negara menjadi rusak," katanya, menjawab anak itu.

"Tapi terang bahwasanya presiden yang satu ini hanya melaksanaken apa yang diputuskan oleh rakyat, melewati MPR, menekuni Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Jadi walaupun cuma satu tapi sebetulnya terikat kepada GBHN, terikat kepada Pancasila, terikat kepada UUD 45," lanjut Soeharto.

Dalam jawabannya itu, Soeharto secara tersirat menyampaikan bahwa jabatan presiden yang didudukinya sejak tahun 1967 sah belaka. Dia tidak bilang kalau seseorang tidak dapat dipilih lagi sudah menjabat presiden dua periode. Sebaliknya dia bilang begini:

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X