Terkait New Normal, IDI Sarankan Masyarakat Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

- Rabu, 3 Juni 2020 | 22:03 WIB
Petugas melakukan tes diagnostik cepat COVID-19. (photo/Ilustrasi/ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Petugas melakukan tes diagnostik cepat COVID-19. (photo/Ilustrasi/ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Terkait penerapan new normal yang menjadi salah satu upaya pemerintah Indonesia, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Kalimantan Barat, dr. Rifka memamarkan bahwa ada kemungkinan Covid-19 masih terjadi 12 sampai 24 bulan ke depan.

Untuk itu, ia menyarankan kepada masyarakat agar tetap benar-benar mematuhi protokol kesehatan agar dapat menekan angka penularan Covid-19 di tanah air. Hal itu disampaikannya saat menjadi pemateri pada diskusi yang dilaksanakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak, Rabu (3/6/2020).

"Normal baru (new normal) ini merupakan salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia dan beberapa pemerintah dunia untuk bisa tetap bertahan di tengah pandemi yang terjadi. Untuk itu diperlukan langkah yang konkrit untuk penanggulangannya di sisi lain kita harus bisa tetap produktif," kata Rifka.

"Makanya menggunakan masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak dalam protokol kesehatan jangan sampai di lupakan dalam penerapan New Normal ini," lanjutnya.

Di sisi lain, Ketua Himpunan Psikolog Seluruh Indonesia (HIMPSI) Kalimantan Barat, Dr. Fitri Sukmawati, M.Psi, Psikolog menyebutkan bahwa untuk menghidari dampak dari Covid-19, psikologi masyarakat juga harus tetap terjaga. Salah satu cara yang disarankannya adalah dengan tidak stres.

"Secara psikologis, kepanikan, kecemasan, dan stres dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga rentan terhadap penyakit, termasuk infeksi Covid-19. Jadi, kami menilai langkah yang dilakukan Bapak Bupati Muda Mahendrawan sejalan dengan pandangan Himpunan Psikolog Indonesia," kata dia.

Ia juga menjelaskan bahwa marah, cemas, sedih dan tertekan dapar memicu otak mengeluarkan hormon noradrenalin. Hal itu bisa memicu diri mudah terserang Coivd-19.

"Yaitu hormon yang sangat beracun yang membuat fisik kita menjadi lemah, sakit-sakitan, cepat tua, dan cepat mematikan syaraf," tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta masyarakat selalu tenang dan mengikuti arahan pemerintah. Ia menilai hal itu bisa menekan kecemasan berlebihan atau kekhawatiran, dan stres berkelanjutan.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X