Jadi Wali Kota Solo, Gibran Lengkapi Hattrick Tradisi Politik Dinasti di Indonesia

- Jumat, 26 Februari 2021 | 15:52 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menjadi Wali Kota Solo bersama pasangannya Teguh Prakosa. Sejak awal, sudah diprediksi Gibran memang bakal menang mudah di Pilkada Solo 2020 lalu.

Peneliti Insititut Riset Indonesia (INSIS) Dian Permata mengatakan, kemenangan Gibran di Pilkada Kota Solo sudah banyak diprediksi banyak orang. Hal itu bisa dimaklumi lantaran melekatnya sumber kekuasaan yang ada di lingkaran Gibran.

"Baik itu sumber kekuasaan ekonomi maupun politik. Di sumber kekuasan politik itu melekatnya sejumlah relawan yang dekat dengan Jokowi, seperti Projo," tutur Dian membuka diskusi dengan Indozone, Jumat (26/2/2021).

Menurut dia, pelantikan Gibran tak ubahnya menjadi seremoni belaka. Lantaran sudah diprediksi banyak orang, jika anak sulung Presiden Jokowi bakal menang. Selain itu, pelantikan Gibran makin menguatnya menyoal adanya politik dinasti di Indonesia.

Baca Juga: Gibran dan Bobby Akan Menjabat Selama 4 Tahun Jika UU Pemilu Tak Direvisi

"Soal ini memang sudah dikhawatirkan banyak kalangan. Ikutnya Gibran dalam kontestasi elektoral semasa Jokowi berkuasa akan menumbuh kembangkan tradisi politik dinasti," tegas dia. 

-
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kedua kiri) beserta istri Selvi Ananda (kiri) dan Wakil Wali Kota Teguh Prakosa (kedua kanan) beserta istri Sherly Yusnita (kanan) berfoto bersama (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Sekalipun Gibran di Pilkada Kota Solo, kata Dian, mengikiti proses elektoral, seperti melamar ke partai dan mengikuti runutan jalannya pemilihan umum yang digelar serentak itu. Bahkan, terpilihnya Gibran menjadi hattrick adanya fenomena politik dinasti di Tanah Air.

"Pelantikan Gibran membuat hattrick lembaran tatanan kenegaraan. Di sejumlah kasus memang pernah terjadi hal yang nyaris serupa. Seperti kasus keluarga besar Atut di Banten, atau di 2017, Alex Noerdin sebagai gubernur Sumsel melantik anak sendiri, Dodi Reza Alex sebagai Bupati Musi Banyuasin," urainya.

Mengapa Gibran menguatkan fenomena adanya politik dinasti di Indonesia? Pasalnya, kata Dian, baru kali ini ada Presiden Jokowi dan Gibran akan berkuasa secara bersama dengan rentang waktu yang sama.

"Iya, karena baru kali ini ada Presiden dan anak menjabat sebagai kepala negara dan kepala daerah, berkuasa berbarengan dalam sekuen waktu yang sama," pungkasnya.

 Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X