Rugi Jika Ditinggalkan, Berikut Keutamaan Puasa Arafah

- Rabu, 29 Juli 2020 | 15:28 WIB
Ilustrasi. (Saadatrent)
Ilustrasi. (Saadatrent)

Salah satu amalan utama di awal Dzulhijjah adalah puasa Arafah. Puasa Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, Kamis (30/7/2020). Puasa sunnah ini sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang berhaji, sebagaimana terdapat dalam riwayat dari Rasulullah SAW tentang puasa Arafah:

"Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata), 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?'. Maka beliau menjawab, 'Menghapuskan (kesalahan) setahun yang lalu dan setahun sesudahnya." (HR. Muslim no.1162)

Puasa ini memiliki keutamaan yang semestinya tidak ditinggalkan oleh umat Muslim. Sebab, puasa ini bisa menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ (6: 428) berkata:

“Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”

Ibnu Muflih dalam Al Furu’ -yang merupakan kitab Hanabilah- (3: 108) berkata:

“Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X