Kronologi 11 Penambang Batubara Ilegal Tertimbun Longsor, Minta Tolong Tak Ada yang Dengar

- Kamis, 22 Oktober 2020 | 09:02 WIB
Lokasi longsor yang menyebabkan 11 orang meninggal dunia di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Rabu (21/10/2020). (Polsek Tanjung Agung/20)
Lokasi longsor yang menyebabkan 11 orang meninggal dunia di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Rabu (21/10/2020). (Polsek Tanjung Agung/20)

Kronologi kematian 11 orang penambang ilegal tambang batubara di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, yang tertimbun tanah longsor pada Rabu sore sekitar pukul 16.00 WIB dijelaskan oleh Kapolsek Tanjung Agung AKP Faisal Pangihutan Manalu.

Menurut Faisal, 11 orang tersebut tertimbun longsor saat sedang membangun jalan di bawah permukaan tanah. Jalan yang hendak dibuka itu dihimpit oleh dinding tanah liat merah setinggi delapan meter.

Sekonyong-konyong, dinding tanah di sisi kanan tiba-tiba longsor dan menimbun 11 orang tersebut, akibat tanah yang lembek setelah diguyur hujan deras semalaman.

"Kalau selama saya jadi kapolsek baru ini ada kejadian tertimbun, tapi dari keterangan warga dulu sudah pernah ada kejadian serupa," kata Faisal.

Saat tanah merosot ke bawah, para penambang nahas itu berupaya minta tolong. Namun jeritan mereka tak ada yang mendengar karena lokasinya berada di tengah hutan.

Sementara itu, bos pemilik tambang itu hingga kini belum diketahui keberadaannya. Ia diduga bisa membuka tambang batubara ilegal itu berkat kongkalikong dengan aparat dan pejabat setempat.

Berdasarkan informasi yang terhimpun, lokasi tambang batubara tersebut diketahui terletak di tengah hutan. Jalan menuju hutan itu pada dasarnya belum ada, sehingga para penambang berinisiatif membuka jalan baru. Di kanan kiri jalan yang baru mereka buka itu, terdapat dataran tinggi berupa tanah liat merah. 

Warga setempat sejatinya menyadari jika dataran tinggi itu sewaktu-waktu dapat terjadi longsor karena kontur tanah yang lembek terutama saat hujan. 

Namun, demi mencari uang, mereka nekat membuka jalan baru untuk memudahkan menuju lokasi tambang.

Hingga akhirnya, apa yang dikhawatirkan itu benar-benar terjadi. Setelah beroperasi beberapa waktu, para penambang yang hendak menuju lokasi tambang, tertimbun longsor.

Proses evakuasi berlangsung selama tiga jam menggunakan alat berat dan semua korban dapat dievakuasi pada Rabu sore, lalu tim kepolisian mengidentifikasi masing-masing korban. Jasad para korban dibawa ke Puskesmas Tanjung Agung sebelum diserahkan kepada keluarga masing-masing.

Mereka yang tewas adalah Darwis, Hardiawan, Rukasih, Zulpiawan, Joko Supriyanto, Purwadi, Sandra, Sumarli, Hapron, Umardani, dan Labisun. Para korban berasal dari daerah yang berbeda. Ada yang warga setempat, namun ada pula yang merupakan warga Jawa Tengah dan Lampung.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X