Metode jebakan tikus dengan memasang kabel beraliran listrik di persawahan agaknya perlu dipertimbangkan untuk ditinggalkan dan diganti dengan jebakan yang aman.
Bukan apa-apa, dalam dua tahun terakhir saja, sudah ada 19 orang tewas tersetrum jebakan tikus.
Jumlah tersebut hanya terjadi di wilayah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Belum termasuk di wilayah-wilayah lainnya.
Yang terakhir menjadi korban di Sragen adalah Munadi (51 tahun), warga Dukuh Nguter RT 013, Desa Karangudi, Kecamatam Ngrampal.
Munadi tewas setelah terinjak kabel listrik jebakan tikus di sawah miliknya sendiri di Dukuh Ngawen RT 011, masih di wilayah Desa Karangudi, pada Sabtu malam (31/7/2021).
Menurut Kepala Desa Karangudi, Risi Pandoyo, Munadi berangkat ke sawahnya pada Sabtu sore. Namun hingga malam, ia tak juga pulang ke rumah.
Karena khawatir, istrinya kemudian meminta kakaknya untuk mencari Munadi di sawah. Sampai di sawah, motor Munadi terlihat masih terparkir di pinggir sawah.
Ketika mengedarkan pandangan, di situlah ketahuan bahwa Munadi sudah meregang nyawa.
Tiga hari sebelum Munadi, yakni pada Kamis (29/7/2021), warga bernama Sukimin (58 tahun) lebih dulu menjadi korban.
Bukan Cuma di Sragen
Tak cuma di Sragen, peristiwa seperti ini juga terjadi di wilayah Jawa lainnya.
Di Blora, misalnya, suami istri Jamal (59 tahun) dan Lani (55 tahun) di Dukuh Peting, Desa Kutukan, Kecamatan Randublatung, tewas tersengat aliran listrik jebakan tikus di sawah mereka pada Jumat malam (16/10/2020) lalu.
Jamal dan Lani awalnya pergi ke sawah pada Jumat sore selepas Ashar. Seperti biasa, mereka bermaksud menyiangi padi mereka dan mengusir hama.
Namun hingga malam hari, pasutri itu tak pulang-pulang. Karena khawatir ada apa-apa, Susanto, menantu mereka, lantas menjemput mereka ke sawah.
Namun, alangkah terkejutnya Susanto mendapati bapak-ibu mertuanya tergeletak di pinggir sawah. Ketika disentuhnya, tubuh mereka sudah kaku dan terdapat luka bakar di sekujur tubuh mereka. Sang menantu pun lantas mengabari dan meminta pertolongan warga sekitar.