Lakukan Terobosan untuk Genjot Hilirisasi BUMN Tambang, Langkah Erick Thohir Tuai Pujian

- Jumat, 25 Februari 2022 | 13:25 WIB
Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di gedung Kementerian BUMN. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di gedung Kementerian BUMN. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menggenjot hilirisasi sumber daya alam melalui Holding BUMN Industri Pertambangan untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri dan mengurangi ketergantungan produk impor.

Erick Thohir menyatakan dengan hilirisasi kita tidak perlu lagi mengekspor bahan baku mentah, melainkan barang setengah jadi atau jadi yang menjadikannya lebih kompetitif.

Progres dari hilirisasi itu sendiri seperti pembangunan smelter oleh PT Freeport di Gresik, Jawa Timur, lalu PT Timah bangun smelter di Bangka Barat, Bangka Belitung. Kemudian hilirisasi batu bara di Muara Enim, Sumatera Selatan dan pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC).

Baca Juga: BUMN Buktikan Transisi Energi, Motor Listrik Dinilai Lebih Murah dan Tak Timbulkan Polusi

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan terobosan yang dilakukan oleh Erick Thohir untuk menggenjot hilirisasi terhadap produk-produk pertambangan sudah tepat.

“Hilirisasi pertambangan itu memang sangat penting karena sudah saatnya kita ini menjual tanah secara raw matrial sudah cukuplah, setelah sekian puluh tahun kita melakukan hal itu semua. Dengan adanya program hilirisasi ini buat saya sudah sangat benar dan tepat sekali,” ujar Mamit, Jumat (25/2/2022).

Menurut Mamit, dengan adanya program hilirisasi ini dapat memberikan nilai tambah terhadap material-material minerba, mineral dan batubara serta menimbulkan efek berganda seperti penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi.

“Diharapkan nanti ada multiplier effect yang bisa dihasilkan seperti dengan adanya pembangunan smelter diharapkan maka ada tenaga terserap. Sehingga akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi secara nasional juga bahkan dan juga pertumbuhan ekonomi di sekitar daerah tempat pembangunan,” ulasnya.

Selain itu, kata Mamit hilirisasi juga berdampak positif terhadap penerimaan negara sebab dengan sudah menjadi dalam bentuk raw material ini akan memiliki nilai yang jauh lebih mahal harganya jika dibandingkan hanya mengekspor dalam bahan tambah mentah saja.

“Dengan adanya smelter maka barang ini sudah menjadi nilai tambah dan sudah lebih bagus barangnya, bukan cuma tanah yang dijual, tapi harganya juga berbeda, ini kan nanti ada penerimaan negara baik dari sisi PNBP nya atau dari sisi pajaknya memang lebih tinggi nanti ke depannya.” Jelas Mamit.

Disisi lain, lanjut Mamit, adanya hilirisasi juga bisa mengoptimalkan semua turunan produk pertambangan yang terkandung di dalamnya.

“Karena kan belum tentu bisa kalau kita menjual raw nya aja kan misalnya untuk nikel tetapi ternyata ada kandungan mineral lain yang ikutan atau misalnya jual emas ternyata masih ada tembaga, perak yang ikut. Jadi akhirnya ini menjadi tidak optimal oleh karena itu dengan adanya hilirisasi ini maka diharapkan bisa menjadi nilai tambah tersendiri.” Bebernya.

Mamit mengaku optimis hilirisasi efektif menekan impor dan mengurangi mengekspor bahan tambang mentah asalkan pemerintah dapat memberikan harga yang kompetitif terhadap produk yang dihasilkan dari hilirisasi tersebut agar terserap oleh industri dalam negeri.

“Pastinya sangat efektif kalau ini berjalan, hanya saja tadi saya sampaikan salah satu penyebab utama dari orang membeli impor adalah harga. Kadang-kadang harga produk dalam negeri ini masih jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan produk impor, makanya saya bilang perlu adanya proteksi oleh pemerintah,” tukasnya.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X