Tugasnya Memantau Tayangan Bermoral, Internal KPI Malah Tak Bisa Mencerminkan Moral Baik

- Sabtu, 4 September 2021 | 16:20 WIB
Ilustrasi logo KPI. (Istimewa).
Ilustrasi logo KPI. (Istimewa).

Perwakilan Institut KAPAL Perempuan, Budhis Utami, menyoroti cara kerja Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat untuk memastikan tayangan yang dikonsumsi masyarakat dapat memberikan edukasi.

Hal tersebut justru bertolak belakang dengan kasus pelecehan seksual yang terjadi di dalam internal KPI itu sendiri. Ia pun menyebutkan, perlu dilakukannya reformasi pada tubuh lembaga itu.

"Padahal dia bertanggung jawab sebenarnya untuk melihat, memantau penayangan-penayangan yang dipublikasi kepada masyarakat," ucapnya dalam diskusi virtual, Sabtu (4/9/2021).

"Yang itu harus memastikan untuk mengedukasi masyarakat. Tapi sebenarnya di dalam lingkungan KPI sendiri tidak mencerminkan itu," tambah Budhis.

Lebih lanjut, Budhis juga menilai sejauh ini kinerja KPI hanya mengacu pada moralitas hanya sebatas dipermukaan saja. Tidak mendalam, dan memberikan edukasi yang sesungguhnya.

"Sebenarnya KPI hanya berpatok pada isu-isu moralitas permukaan. Tapi bicara kedalaman moralitas, edukasi yang mencerdaskan itu belum kita tangkap," tandasnya.

Baca Juga: Gerebek Pesta Narkoba, Polisi Malaysia Amankan 17 Orang Termasuk Nenek 54 Tahun

Seperti diketahui, kasus pelecehan seksual yang dialami oleh salah seorang staf di KPI Pusat, yakni berinisial MS akhirnya meluap ke publik melalui unggahan dalam media sosial.

Dalam pengakuan korban, ia mendapatkan pelecehan seksual selama bertahun-tahun oleh rekan kerjanya di KPI Pusat. Kini, kasus tersebut ditangani oleh pihak kepolisian.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X