Tari Baris Jangkang Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

- Selasa, 12 November 2019 | 12:13 WIB
photo/kebudayaan.kemdikbud.go.id
photo/kebudayaan.kemdikbud.go.id

Tari Baris Jangkang Nusa Penida ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Piagam penetapannya diserahkan kepada Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung, Nengah Sudiarta, mewakili Bupati Klungkung pada Pekan Kebudayaan Nasional di Jakarta, 8 November 2019.

Pemerintah Kabupaten Klungkung sendiri sudah melakukan berbagai cara dalam upaya melestarikan Tari Jangkang tersebut.

"Di antaranya, dengan mementaskan tarian tersebut pada ajang Festival Semarapura, Festival Nusa Penida, Pesta Kesenian Bali dan festival lainnya serta mengupayakan pembinaan terhadap generasi muda agar tarian ini tidak punah," kata Sudiarta dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Selasa (12/11).

-
photo/kebudayaan.kemdikbud.go.id

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyampaikan dengan penghargaan tersebut, Tari Baris Jangkang saat ini sudah diakui keberadaannya sebagai suatu kebudayaan yang bergerak. Dengan penghargaan ini pula, Tari Baris Jangkang kini menyandang dua status penting, yakni sebagai Tari Sakral dan Warisan Budaya Tak benda Indonesia.

Bupati Suwirta berharap kepada masyarakat Klungkung khususnya warga Desa Adat Pelilit Nusa Penida agar Tari Baris Jangkang dapat dijaga dan dilestarikan. Ke depan, Tari Baris Jangkang akan dipentaskan di upacara tertentu, seperti mengiringi Upacara Pekelem pada Festival Nusa Penida.

"Selamat kepada masyarakat Dusun Pelilit Desa Pejukutan atas ditetapkannya Tari Baris Jangkang sebagai Warisan Takbenda Indonesia," ujar Bupati Suwirta.

Keunikan Tari Baris Jangkang

-
Instagram/@astikapande_

Tari Baris Jangkang merupakan salah satu tari sakral yang ada di Dusun Pelilit, Desa Pejukutan Nusa Penida. Tarian daerah ini terbilang unik dan sulit untuk ditiru.

Selain tariannya, perangkat gamelan untuk mengiringi Tari Baris Jangkang Pelilit ini termasuk sakral. Salah satu perangkat gamelan yang terbilang sakral adalah kempur. Dulu, kempur merupakan tempat makanan babi yang berasal dari perunggu. Konon, jika benda ini dipukul-pukul dan mengeluarkan suara, maka mampu membuat musuh lari.

"Begitu kempur dipukul, musuh yang mendengar akan lari karena melihat padang ilalang seperti ujung tombak dan keris," ujar Sudiarta.

-
Instagram/@pande_dewantara

Tari Baris Jangkang biasanya dipentaskan untuk mengiringi prosesi upacara tertentu di tempat-tempat pelaksanaan upacara. Selain dipentaskan di pura (tempat suci), pementasan juga diadakan di lingkungan rumah tangga untuk 'naur sesangi' (membayar kaul/hajat).

Kostum para penari terdiri dari hiasan kepala berupa udeng, baju putih lengan panjang, kain saput (kain khas Nusa Penida yang dikenal dengan kain Cepuk), kain kamen berwarna putih, celana panjang berwarna putih, dan kain selendang.

-
photo/Dok. Humas Klungkung

Adapun sarana yang dipakai dalam tarian ini berupa tombak yang ujungnya diisi daun ilalang. Tombak ini menggambarkan sosok prajurit tangguh dan gagah berani dalam menghadapi musuh saat penyerangan pada zaman dahulu di Desa Pelilit. Tarian Jangkang ditarikan oleh sembilan orang sesuai arah mata angin.

Karakteristik Tari Baris Jangkang yakni gerakan sederhana, rias sederhana, serta makna dan nilai sebagai kepahlawanan. Iringan tari ini selain kempur, antara lain dua buah kendang, petuk, dan cenceng kecil. Perangkat pengiring tari itu disebut juga dengan Gamelan Batel.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X