Gubernur BI Beberkan Strategi Pemulihan Ekonomi Indonesia di 2021

- Kamis, 3 Desember 2020 | 14:36 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (INDOZONE)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (INDOZONE)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan sejumlah strategi untuk mendukung pemulihan ekonomi pada 2021 imbas pandemi Covid-19.

“Ada satu kondisi prasyarat yaitu vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 secara virtual dikutip Antara, Kamis (3/12/2020).

Perry menerangkan, vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan sangat penting agar kesehatan tetap terjaga, mobilitas manusia kembali normal, aktivitas ekonomi dan dunia usaha membaik, serta dampak ke sektor keuangan dan moneter dapat dicegah.

“Kami menyambut baik pemerintah yang telah memesan dan akan memulai vaksinasi dalam waktu dekat. BI ikut mendanai vaksin tersebut melalui burden sharing dalam APBN 2020,” ucap Perry.

Selain prasyarat utama itu, dia juga menjelaskan ada lima kebijakan yang dapat memperkuat pemulihan ekonomi nasional, yakni pertama membuka bertahap sektor produktif dan aman.

Menurut dia, pembukaan bertahap khususnya pada sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan ekspor terbesar di antaranya makanan minuman, kimia farmasi dan obat-obatan, kehutanan, hortikultura, perkebunan, serta pertambangan bijih logam.

Selain itu, lanjut dia, ada 15 sektor lain yang juga menyumbang PDB dan ekspor yang besar atau hampir 40 persen PDB nasional.

“Vaksinasi dapat diprioritaskan pada sektor ini dan disiplin Covid-19 tetap ditegakkan,” ujar Perry.

Kebijakan kedua, lanjut dia, terkait percepatan realisasi stimulus fiskal, yang dalam APBN 2021 pemerintah memperbesar defisit fiskal menjadi 5,7 persen dengan alokasi anggaran hampir Rp1.700 triliun untuk kebijakan strategis akselerasi pemulihan dan transformasi ekonomi.

Kebijakan ketiga terkait kredit perbankan karena BI memproyeksi pertumbuhan kredit mencapai sekitar sembilan persen pada 2021.

Perry menambahkan, kebijakan keempat yakni stimulus moneter dan makroprudensial yang akomodatif akan dilanjutkan 2021 untuk mendukung pemulihan
ekonomi.

BI sebelumnya sudah menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,75 persen dan diproyeksi akan tetap rendah hingga batas waktu ada tanda tekanan inflasi meningkat. Bank sentral ini juga sudah menyuntikkan likuiditas kepada perbankan mencapai Rp682 triliun atau 4,4 persen dari PDB.

Kebijakan kelima yakni percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan melalui implementasi blue print sistem pembayaran Indonesia 2025 di antaranya melalui kampanye QRIS, kemudahan transaksi perbankan, hingga penyaluran elektronifikasi penyaluran bantuan sosial.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X