Seorang imam masjid di Prancis bernama Hassen Chalghoumi menyampaikan permohonan maaf atas insiden seorang guru dipenggal setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.
"Kami mohon maaf," kata Hassen Chalghoumi di pinggiran kota Paris dikutip dari Al Arabiya, Selasa (20/10/2020).
Lebih lanjut, Hassen menyampaikan permohonan maafnya saat memberikan penghormatan di depan sekolah tempat korban mengajar di Conflans-Sainte-Honorine.
Ia juga memperingatkan kepada ekstremis Islam dan meminta orang tua untuk tidak menumbuhkan kebencian terhadap Prancis. Dalam kedatangannya itu, ia meletakkan bunga dan ditemani oleh para pemimpin Muslim lainnya.
En ce jour de commémoration des attentats du 11 septembre, je prie pour les victimes qui ont perdu la vie dans les attentats de New York
Le 11 septembre restera à jamais gravé dans nos mémoires
Que les âmes des victimes de tous les attentats soient bénies .
NON AU TERRORISME. pic.twitter.com/tc7Pz7pqEj— IMAM CHALGHOUMI (@Imam1chalghoumi) September 11, 2020
Hassen menuturkan bahwa sudah waktunya bagi komunitas Muslim untuk bangun akan bahaya ekstrimisme Islam.
"(Guru) adalah martir bagi kebebasan berekspresi, dan orang bijak yang telah mengajarkan toleransi, peradaban, dan rasa hormat kepada orang lain," kata Chalghoumi.
Sebelumnya, Presiden Konferensi Imam Prancis yang sering menyerukan toleransi antar agama tersebut mengatakan otoritas Muslim harus melihat insiden pemenggalan sebagai seruan untuk bertindak.
"Rektor masjid, imam, orang tua, kelompok masyarakat sipil, bangunlah, masa depan Anda dipertaruhkan," tambahnya.
Ia pun mengatakan bahwa ekstremis Islam di Prancis terorganisir dengan baik dan tahu bagaimana menggunakan sistem hukum dan seberapa jauh mereka bisa melangkah.