Doa Donald Trump untuk Pemerintahan Biden

- Rabu, 20 Januari 2021 | 09:18 WIB
Kanan: Donald Trump. (REUTERS-Jonathan Ernst); Kiri: Joe Biden. (REUTERS/Tom Brenner)
Kanan: Donald Trump. (REUTERS-Jonathan Ernst); Kiri: Joe Biden. (REUTERS/Tom Brenner)

Presiden AS Donald Trump, dalam pidato perpisahan yang dirilis pada Selasa (19/1/2021) waktu setempat, berdoa untuk pemerintahan baru Presiden terpilih Joe Biden. Tetapi Trump menolak untuk mengakui nama penggantinya itu dari Partai Demokrat.

"Minggu ini, kami meresmikan pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya dalam menjaga keamanan dan kemakmuran Amerika," kata Presiden AS yang berasal dari Partai Republik dikutip Antara, Rabu (20/1/2021).

"Kami menyampaikan harapan terbaik kami, dan kami juga ingin mereka beruntung," sambung Trump.

Trump telah menolak untuk menawarkan konsesi penuh kepada Biden, yang memenangkan pemilihan umum pada 3 November dengan 306 suara dari suara elektoral dibandingkan dengan Trump yang mendapatkan suara 232.

Baca Juga: Banyak Bencana di Indonesia, Wapres Ma'ruf Amin Minta Semua Pihak Saling Menguatkan

Trump berkampanye dengan janji untuk "Membuat Amerika Hebat Lagi" tetapi meninggalkan AS dengan hampir 400.000 orang meninggal karena virus corona, ekonomi yang berjuang dari pandemi, dan hubungan tegang dengan sekutu utama AS.

"Bahaya terbesar yang kita hadapi adalah hilangnya kepercayaan pada diri kita sendiri, hilangnya kepercayaan pada kebesaran nasional kita," kata Trump. 

"Amerika bukanlah bangsa berjiwa pemalu yang perlu dilindungi dan dilindungi dari orang-orang yang tidak kita setujui," tambahnya.

Trump yang awalnya bertahan  di Gedung Putih selama minggu-minggu terakhir masa jabatannya, terguncang setelah kerusuhan oleh para pendukungnya di Capitol yang menewaskan lima orang, termasuk seorang petugas Kepolisian Capitol.

Dalam pidato, Trump berusaha menyoroti aspek kepresidenannya yang dia banggakan.

"Kami melakukan apa yang ingin kami lakukan di sini, dan lebih banyak lagi," katanya. "Saya menjalani pertempuran yang sulit, pertarungan yang paling sulit, pilihan yang paling sulit karena itulah yang Anda pilih untuk saya lakukan," paparnya.

Trump mencatat kesepakatan perdamaian Timur Tengah yang ditengahi oleh pemerintahannya dan memuji agenda kebijakan luar negeri yang dilakukan pemerintahannya.

"Kami merevitalisasi aliansi kami dan mengumpulkan negara-negara di dunia untuk melawan China tidak seperti sebelumnya. Saya sangat bangga menjadi presiden pertama dalam beberapa dekade yang tidak memulai perang baru," urai Trump.

"Semua orang Amerika ngeri dengan serangan di Capitol. Kekerasan politik adalah serangan terhadap segala sesuatu yang kami hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditolerir," lanjut dia.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X