Heboh Kalung Anti Corona, Wakil Ketua DPD: Mentan Urusi Ketahanan Pangan Saja!

- Selasa, 7 Juli 2020 | 15:16 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengenakan kalung bertuliskan anti virus corona. (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengenakan kalung bertuliskan anti virus corona. (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Pro dan kontra masih mewarnai rencana Kementerian Pertanian (Kementan) yang berencana memproduksi massal kalung antivirus corona (Covid-19) yang dibuat dari tanaman eucalyptus. Dimana kalung tersebut dipercaya bisa ampuh mematikan virus corona.

Wakil Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin pun angkat bicara. Menurutnya, rencana tersebut mengada-ada dan tidak sesuai dengan tupoksinya.

"Dokter, kalangan akademisi bahkan masyarakat awam tidak percaya dengan keampuhan kalung itu. Pertama memang, belum ada bukti uji klinis, kedua sedikit aneh kalau Mentan ngurusin yang bukan bidangnya," ujar Sultan kepada wartawan, Selasa (07/7/2020).

Sultan pun meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk fokus saja pada program ketahanan pangan.

"Dalam jangka pendek, kebutuhan pangan saat pandemi Covid-19 ini mungkin tercukupi.  Namun ini selalu menjadi isu fundamental yang mengemuka dari tahun ke tahun dan ini yang harus jadi fokus Kementan," tuturnya.

Saat ini kata Sultan, pertumbuhan penduduk di Asia akan semakin meningkat. Ia mencontohkan produktivitas pangan khususnya beras, harus benar-benar ditingkatkan.

"Persediaan pangan akan menipis. Untuk itu dibutuhkan peningkatan produktivitas sebagai antisipasi keterbatasan pangan dan energi di masa mendatang," tegasnya.

"Sekali lagi, saya mohon pak Mentan tolong fokus pada sektor pertanian yang menjadi tugas kerjanya, bukan berjualan obat atau antivirus," sambungnya.

Senator asal Bengkulu ini juga mengingatkan, agar Kementan hati-hati dan tidak gegabah menggunakan anggaran APBN untuk kepentingan yang diluar kebutuhan.

"Apalagi Mentan mengatakan akan memproduksinya massal, ini sumber dananya dari mana? Jangan bilang nanti anggarannya dari APBN. Kalau memang tidak bisa dicegah dan memaksa akan produksi kalung itu secara massal silahkan, tapi jangan pakai APBN," kata dia.

-
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengenakan kalung bertuliskan anti virus corona. (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Apalagi, Kementan juga berencana menggandeng PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) untuk memproduksi kalung antivirus tersebut. Bahkan, perjanjiannya sudah diteken lisensi formula antivirus berbasis minyak eucalyptus di Bogor pada pertengahan Mei 2020 lalu.

Dengan restrukturisasi APBN yang sangat besar kata Sultan, seharusnya setiap kementerian dan lembaga termasuk Kementerian yang dipimpin Syahrul Yasin Limpo, diminta fokus pada penanganan Covid-19 di satuan kerja masing-masing.

Terlebih lagi menurutnya saat ini alokasi anggaran penanganan Covid-19 menjadi sebesar Rp905,1 triliun, meningkat dari anggaran sebelumnya Rp 677 triliun.

"Ini angka yang sangat besar, jangan main-main. Jika tanpa kajian yang komprehensif, maka produksi kalung anti Corona ini bisa menjadi blunder pemerintah yang berpotensi pada kerugian negara," sebutnya.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X