Mayoritas Pelaku Usaha Puas dengan Kinerja Presiden Jokowi, Ini Datanya

- Kamis, 23 Juli 2020 | 16:17 WIB
Presiden Joko Widodo. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presien)
Presiden Joko Widodo. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presien)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih mendapat citra baik dari para pelaku usaha atau bisnis maupun masyarakat Tanah Air atas kinerjanya selama ini. Khususnya pada jilid II sebagai kepala negara.

"Hasilnya sama, tingkat kepuasan antara pelaku bisnis dan umum, pada kisaran 64,8% merasa cukup puas dengan kinerja Jokowi sebagai Presiden," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam paparan virtualnya di Jakarta, Kamis (23/7020).

Burhanuddin menjelaskan, data ini diperoleh berdasarkan hasil jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada pelaku usaha dan masyarakat umum sebagai responden atas kinerja Jokowi sebagai Presiden.

Pertanyaan ini merupakan salah satu bagian atau topik yang coba ditangkap Indikator dalam survei bertajuk Evaluasi Pelaku Usaha terhadap Kinerja Kabinet dan Ekonomi di Masa Pandemi dan dilakukan pada Juli 2020.

Jika dilihat lebih detail persentasenya, jawaban dari pelaku usaha dengan masyarakat umum agar berbeda, meskipun secara umum memandang kinerja Jokowi masih cukup bagi. Adapun itu pelaku usaha atau bisnis sangat puas 8,0%, cukup puas 56,8%, kurang puas 28,2%, tidak puas sama sekali 1,9%, dan lainnya 5,1%.

Sementara itu dari kalangan masyarakat umum, sangat puas 5,1%, cukup puas 60%, kurang puas 29,0%, tidak puas sama sekali 2,1%, dan lainnya 3,7%.

Selain itu, dari sisi kepuasan terhadap kinerja Jokowi berdasarkan sektor ekonomi ialah pertanian non perikanan dan kelautan (76,7% puas, 11,4 tidak puas, lainnya 8,9%); perikanan dan kelautan (78,0% puas, 18,9% tidak puas, lainnya 3,1%); pertambangan dan penggalian (53,3% puas, tidak luas 43,8%, lainnya 2,9%); industri pengolahan (57,1% puas, 39,3 tidak puas, lainnya 3,6%).

Kemudian konstruksi (66,2% puas, 31,7% tidak puas, lainnya 2,1%); perdagangan besar dan enceran dan reparasi dan pegawai mobil dan sepeda motor (60,7 puas, 35,0 tidak puas, lainnya 4,3%); dan pengangkutan dan pergudangan (61,4% puas, 27,9%, lainnya 10,7%).

Selanjutnya jual pada skala usaha, yakni usaha mikro (57,7% puas, 39,4%, lainnya 2,9%); kecil (57,4% puas, 38,6% tidak puas, lainnya 4,0%); menengah (61,3% puas, 32,9% tidak puas, lainnya 5,8%); dan besar 
(62,7% puas, 31,0% tidak puas, lainnya 6,3%).

Di samping itu, Burhanuddin juga mengungkapkan saat ini banyak pelaku usaha yang memandang sejumlah faktor yang menjadi penghambat menjalankan usaha. Salah satunya ialah  karena kondisi ekonomi global yang lesu.

"Yang paling banyak pertama kondisi ekonomi global sedang lesu (38%), kedua semakin sulit mendapatkan proyek atau tender (38)," sebutnya.

Dia menyebutkan alasan lain yang dianggap pelaku usaha mempersulit usaha ialah karena mahalnya ongkos operasional (25%), harga bahan baku makin mahal (24%). Kemudian persaingan usaha tidak sehat (15%), ketidakjelasan regulasi di lapangan (14%), perbedaan kesempatan antara pengusaha besar dengan menengah dan kecil (12%) dan sejumlah alasan lainnya.

Akan tetapi, adanya pendemi virus corona (Covid-19) juga dianggap mempersulit menjalankan dan mengembangkan usaha saat ini. Angkanya mencapai 4% dan disusul kemudian oleh terlalu banyak campur tangan politisi dalam keputusan 3%.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X