Kematian Editor Metro TV Dinilai Ada Kemungkinan Dibunuh dan Direkayasa Seolah Bunuh Diri

- Sabtu, 25 Juli 2020 | 16:09 WIB
Polisi menunjukan foto bukti pembelian pisau oleh Editor Metro TV, Yodi Prabowo. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)
Polisi menunjukan foto bukti pembelian pisau oleh Editor Metro TV, Yodi Prabowo. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Kriminolog UI Ferdinand Andi Lolo menilai tidak menutup kemungkinan kasus kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo adalah kasus pembunuhan, bukan kasus bunuh diri seperti yang diduga oleh polisi. Sehingga ia berharap pihak kepolisian untuk tidak terburu-buru menutup kasus kematian tersebut.

"iya bisa saja kemungkinan ada bukti baru, ada peran orang lain yang mendorong dia untuk melakukan bunuh diri atau seolah-olah bunuh diri," kata Ferdinand saat berbincang dengan Indozone, Sabtu (25/7/2020).

Ferdinand mengakui bukti dan saksi saat ini menunjukkan tidak ada orang lain yang berperan dalam kasus tersebut. Namun pihak kepolisian diminta untuk tidak terlalu puas dengan kesimpulan bunuh diri.

"Kan bisa saja terjadi orang yang bunuh, tapi merekayasa TKP (Tempat Kejadian Perkara), jadi seolah-olah itu bunuh diri, jadi polisi jangan kemudian (menutup kasus)," lanjutnya.

Sementara itu, Ferdinand menilai proses bunuh diri dengan menusuk bagian leher merupakan hal yang wajar dilakukan korbannya. Hal tersebut banyak dilakukan agar korban merasa cepat untuk mencapai tujuannya.

"Itu hal yang biasa, karena leher bagian yang sangat mematikan seperti jantung, karena di leher ada urat nadi. Jadi itu hal yang wajar, karena banyak berbagai cara untuk bunuh diri, apalagi dengan pisau," kata Ferdinand.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X