16 Tahun Kematian Munir, Ananda Badudu Tulis Sindiran: Sama Seperti Beragama Hanya di KTP

- Senin, 7 September 2020 | 21:41 WIB
Lukisan Munir. (ANTARA)
Lukisan Munir. (ANTARA)

Nama Munir Said Thalib alias Munir mungkin tak asing lagi dalam dunia perjuangan hak asasi manusia.

Dia tewas diracun tepat pada hari ini 16 tahun silam.

Saat itu, Munir hendak menuju Amsterdam dari Jakarta via jalur udara dengan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA-974.

Dua jam sebelum mendarat, tepatnya pada 7 September 2004, pukul 08.10 waktu setempat, Munir dinyatakan meninggal dunia.

Kepolisian Belanda kemudian mengumumkan hasil forensik terhadap jasad Munir. Mereka menemukan jejak-jejak senyawa arsenik.

Meski sejumlah oknum telah dijatuhi hukuman, namun kasus kematian Munir hingga kini belum menemui titik terang.

Sejumlah pihak menanggap bahwa aktor intelektual pembunuhan tersebut belum diadili.

16 tahun berlalu, semangat Munir masih melekat di hati para pejuang hak asasi manusia di Indonesia.

Setiap tahun, publik memperingati 7 September untuk mengenang kematian Munir. Seperti hari ini, nama Munir sempat menjadi trending topic di media sosial Twitter.

Namun, kritikan datang dari mantan jurnalis dan musisi Ananda Badudu.

Melalui media sosial, Ananda menyindir orang yang hanya cuma bisa mengenang kematian Munir dengan cara retweet cuitan tentang sosoknya.

"Merayakan Munir hanya dengan retweet itu sama seperti beragama hanya di KTP," tulis akun @anandabadudu, Senin (7/9/2020).

Menurut Ananda, meneladani sosok Munir tak mesti dilakukan pada saat memperingati hari kematiannya.

"Merayakan Munir itu setiap hari, dalam laku dan perbuatan sehari-hari. Semangat dan berani tak padam oleh maut sekalipun. Ragamu mati diracun, tapi jiwamu bersemayam di antara kami. A luta continua, cak!" tulisnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X