Jurnalis AS Ceritakan Ngerinya Situasi di Afghanistan, Bertaruh Nyawa Sampai Berdarah

- Kamis, 26 Agustus 2021 | 10:19 WIB
Jurnalis AS ceritakan ngerinya situasi di Taliban. (Twitter/@tobyharnden)
Jurnalis AS ceritakan ngerinya situasi di Taliban. (Twitter/@tobyharnden)

Seorang jurnalis Amerika Serikat bernama Toby Harnden menceritakan betapa mengerikannya situasi di Afghanistan setelah Taliban menguasai negara tersebut.

Toby menceritakan soal rekan kerjanya yang harus bertaruh nyawa untuk bisa keluar dari Afghanistan. Rekan kerjanya yang berinisial R tersebut merupakan seorang penerjemah yang berdomisili di Afghanistan.

Sejak kekacauan terjadi di negara tersebut, R berusaha untuk keluar dari negaranya dan berulangkali menghubungi Toby untuk meminta pertolongan. Setiap hari, ia harus bertaruh nyawa untuk bisa sampai di Bandara Kabul. Sebagai jaminan agar tentara AS mau membawa dan mempercayai R, Toby mengirimkan aplikasi visa dan foto-foto mereka saat bekerjasama.

Selama bertugas, Toby merasa telah banyak dibantu oleh R yang menjadi penerjemahnya. Setelah sekian lama tak bertemu dan mendengar kabarnya, Toby dikagetkan dengan panggilan telepon dari R. Pasalnya, saat itu R menelepon Toby dengan nafas terengah-engah dan panik. Dia minta tolong.

Baca juga: 2.000 Warga Afghanistan yang Bekerja dengan Inggris Masih Menunggu Evakuasi

Setiap hari, R selalu mengirimi info kepada Toby mengenai kondisinya di Afghanistan. Dia juga menceritakan kondisi di bandara Kabul yang sangat kacau. Jika ia tertinggal di sana, Taliban kemungkinan akan membunuhnya. R benar-benar bertaruh nyawa saat berusaha keluar dari Afghanistan.

"Bahkan saat R menghadapi kematian - jika dia tertinggal, Taliban akan membunuhnya - dia melaporkan setiap hari, mengirimi saya info. Di #KabulAirport, dia telah melihat orang-orang tergilas hingga tewas. Kaki R hancur berantakan karena tergilas orang. Ini adalah kaki kirinya yang terkoyak," cerita Toby di akun Twitter-nya, Senin (23/8/2021).

Kaki R sempat terluka saat berusaha melarikan diri dari negara tersebut. Toby mengungkapkan bahwa R sempat hendak kabur Iran atau Uzbekistan. Namun, untuk melakukan itu dia harus melintasi pos pemeriksaan Taliban di mana-mana dan itu sangat beresiko untuk keselamatannya. Sementara itu, jika bertahan di Kabul pun sama saja bahayanya.

Sedikit latar belakang tentang R, Toby menceritakan bahwa pria 29 tahun tersebut merupakan pekerja lepas. Dia bekerja menjadi penerjemah untuk penulis dan jurnalis independen. R dikenal sebagai penerjemah yang bermental jurnalis. Dia tangguh dan pemberani. Di kondisinya yang sulit sekali pun, ia masih menyempatkan memberi informasi mengenai perlakuan Taliban di Afghanistan.

Toby berharap ada yang membantu R untuk keluar dari negaranya dengan selamat. Dia begitu prihatin dengan nasib R.

"Jika seseorang dari pemerintah AS. dapat membantu mempercepat SIV untuk R, silakan hubungi saya. Atau siapa pun dari pemerintah Inggris. siapa yang bisa membantu - saya juga warga negara Inggris. Setiap saran tentang bagaimana dia bisa sampai ke bandara, kata sandi, titik kontak. Tolong, apa saja untuk R," kata Toby.

Setelah utasan yang dibuatnya menjadi sorotan publik, berbagai tawaran bantuan pun berdatangan. Beberapa pihak telah menghubungi Toby untuk membantu evakuasi R dari Afghanistan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X