Joe Biden, berbicara dengan Benjamin Netanyahu, untuk menegaskan dukungan Amerika Serikat bagi Israel.
Konflik Israel dan Palestina terus memanas setelah serangkaian serangan negara zionis tersebut ke Masjid Al-Aqsa setelah sebelumnya mengusir warga Palestina dari kawasan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Hamas pun berbalik menyerang Israel dengan roket massal dari Jalur Gaza.
Biden mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih:
“Saya berbicara dengan Netanyahu belum lama ini. Saya akan segera membuat pernyataan tentang itu. Harapan dan harapan saya adalah bahwa ini akan ditutup lebih cepat daripada nanti. Tapi Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari ribuan roket yang terbang ke wilayah Anda."
Presiden juga mengatakan kepada wartawan bahwa staf keamanan dan pertahanan nasionalnya telah berhubungan dengan rekan-rekan mereka di Timur Tengah tidak hanya dengan Israel tetapi juga dengan semua orang dari Mesir, Arab Saudi, hingga Uni Emirat Emirat, dan lain-lain.
Baca Juga: Ketika Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Berpuisi, 'Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu'
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken juga berbicara dengan Netanyahu untuk menegaskan dukungan AS untuk Israel.
Blinken.
“Mengungkapkan keprihatinannya mengenai rentetan serangan roket ke Israel, belasungkawa atas nyawa yang hilang sebagai akibatnya, dan dukungan kuat Amerika Serikat terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri." tulis pernyataan resmi departmen luar negeri AS.
[Blinken] menekankan perlunya orang Israel dan Palestina untuk dapat hidup dalam keselamatan dan keamanan, serta menikmati kebebasan, keamanan, kemakmuran, dan demokrasi yang setara.
The Jerusalem Post melaporkan bahwa Gedung Putih membacakan isi panggilan telepon antara Biden dan Netanyahu mengatakan bahwa Biden “mengutuk serangan roket oleh Hamas dan kelompok teroris lainnya, termasuk terhadap Yerusalem dan Tel Aviv.
"Dia menyampaikan dukungannya yang tak tergoyahkan untuk keamanan Israel dan hak sah Israel untuk membela diri dan rakyatnya, sekaligus melindungi warga sipil."
